DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2025 tetap terjaga meski mencatat defisit. Bank Indonesia melaporkan defisit NPI sebesar 6,7 miliar dolar AS, namun posisi cadangan devisa tetap kuat, mencapai 152,6 miliar dolar AS pada akhir Juni 2025.
Nilai tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Cadangan devisa Indonesia masih sangat memadai, ini mencerminkan ketahanan eksternal kita yang tetap terjaga meski tekanan global meningkat," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Junanto Herdiawan, dalam keterangan resminya, Rabu (21/8/2025).
Defisit Transaksi Berjalan Masih Terkendali
Defisit transaksi berjalan pada kuartal ini tercatat sebesar 3,0 miliar dolar AS atau 0,8% dari PDB. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan defisit pada triwulan sebelumnya yang hanya 0,2 miliar dolar AS (0,1% dari PDB).
Menurut Bank Indonesia, surplus neraca perdagangan nonmigas memang masih terjadi, namun lebih rendah karena perlambatan ekonomi global dan pelemahan harga komoditas. Sebaliknya, defisit neraca perdagangan migas menurun karena harga minyak dunia yang juga turun.
"Neraca pendapatan primer mengalami kenaikan defisit karena pembayaran dividen dan bunga yang meningkat, sementara remitansi PMI dan hibah naik, sehingga menopang surplus neraca pendapatan sekunder," jelas Junanto.
Modal dan Finansial: Investor Tetap Percaya, Tapi Masih Ada Tekanan
Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit sebesar 5,2 miliar dolar AS. Kendati demikian, aliran investasi langsung justru menunjukkan tren positif.
"Surplus investasi langsung meningkat karena kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi domestik tetap baik," katanya. Namun, aliran keluar dana asing di surat utang membuat investasi portofolio mencatat defisit.
Di sisi lain, investasi lainnya membukukan surplus karena adanya penarikan pinjaman luar negeri oleh sektor swasta.
Prospek Tetap Positif
Bank Indonesia optimistis kinerja NPI akan tetap sehat ke depan. Defisit transaksi berjalan diproyeksikan berada dalam kisaran rendah, yakni antara 0,5% hingga 1,3% dari PDB. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial diharapkan mencatat surplus, didukung oleh persepsi positif investor terhadap perekonomian Indonesia.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat respons bauran kebijakan dan menjaga sinergi erat dengan pemerintah serta otoritas terkait untuk memperkuat ketahanan sektor eksternal," tegas Junanto. [ra]