DIALEKSIS.COM | Aceh - Niat dan kemampuan masyarakat untuk menabung menunjukkan tren positif pada April 2025. Indeks Menabung Konsumen (IMK) tercatat meningkat ke level 83,4, naik 5,1 poin dibanding bulan sebelumnya.
Kenaikan ini mencerminkan mulai pulihnya kebiasaan menabung masyarakat setelah periode konsumsi tinggi saat Ramadan dan Idulfitri.
Peningkatan IMK didorong oleh dua komponen utama, yaitu Indeks Waktu Menabung (IWM) yang melonjak 7,6 poin ke posisi 94,6, serta Indeks Intensitas Menabung (IIM) yang naik 2,7 poin menjadi 72,2.
Lebih lanjut, survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan bahwa hanya 29,3% responden menyatakan tidak pernah menabung, angka ini lebih baik dari bulan sebelumnya yang mencapai 31,9%. Sementara itu, semakin banyak responden yang menilai bahwa jumlah uang yang berhasil mereka tabung sesuai atau bahkan melebihi rencana awal.
Iklim Menabung Membaik di Seluruh Kelompok Pendapatan
Mayoritas kelompok rumah tangga (RT) menunjukkan peningkatan dalam IMK, terutama pada RT berpendapatan Rp1,5 juta–Rp3 juta yang mencatat kenaikan tertinggi sebesar 8,8 poin. Disusul oleh kelompok berpendapatan di bawah Rp1,5 juta yang naik 7,2 poin, dan kelompok pendapatan Rp3 juta–Rp7 juta yang naik 6,0 poin. Hanya kelompok RT berpenghasilan di atas Rp7 juta yang mengalami penurunan tipis sebesar 1,0 poin, meskipun tetap bertahan di atas level 100, menunjukkan kondisi keuangan mereka relatif stabil.
Indeks Kepercayaan Konsumen Juga Menguat
Selain niat menabung, optimisme terhadap kondisi ekonomi juga ikut menguat. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada April 2025 naik ke level 103,1, meningkat 1,6 poin dari bulan sebelumnya. Peningkatan terjadi baik pada Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) yang mencapai 81,9, maupun Indeks Ekspektasi (IE) yang naik menjadi 118,9.
Kondisi ini ditopang oleh berbagai faktor, termasuk penyaluran bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non-Tunai, dan bantuan beras, serta keberhasilan panen raya padi dan jagung. Stabilitas harga sembako selama Ramadan dan Lebaran tahun ini juga dianggap lebih terjaga dibandingkan tahun lalu, membantu menjaga daya beli masyarakat.
Konsumen Kecil Lebih Percaya Diri
Peningkatan kepercayaan terbesar terjadi pada kelompok rumah tangga berpenghasilan rendah, yaitu di bawah Rp1,5 juta per bulan, yang mencatat lonjakan IKK sebesar 7,3 poin. Diikuti oleh kelompok berpenghasilan Rp1,5 juta - Rp3 juta (naik 2,5 poin) dan Rp3 juta - Rp7 juta (naik 0,3 poin). Sementara itu, kelompok dengan penghasilan di atas Rp7 juta mencatat penurunan terbatas sebesar 0,7 poin.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa program bantuan sosial dan stabilitas harga selama bulan suci memberi dampak signifikan terhadap persepsi ekonomi rumah tangga, terutama di segmen masyarakat bawah. [in]