Jum`at, 25 Juli 2025
Beranda / Ekonomi / Permintaan Kredit Meningkat, BI: Bank Harus Hati-hati!

Permintaan Kredit Meningkat, BI: Bank Harus Hati-hati!

Rabu, 23 Juli 2025 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Ilustrasi. Permintaan Kredit Meningkat, BI: Bank Harus Hati-hati! [Foto: Net via pasardana]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Permintaan kredit baru pada triwulan II 2025 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pertumbuhannya masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) untuk permintaan kredit baru mencapai 85,22%, naik dari 55,07% pada triwulan I 2025. Tapi memang, masih sedikit di bawah realisasi tahun lalu sebesar 89,11%,” ujar Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam keterangan resminya, Rabu (23/7/2025).

Peningkatan penyaluran kredit terutama didorong oleh jenis Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Dua jenis kredit ini menunjukkan tren positif seiring dengan keyakinan dunia usaha dan aktivitas ekonomi yang mulai meningkat di tengah stabilitas ekonomi nasional.

Prediksi Masih Tumbuh di Triwulan III

BI juga memproyeksikan tren ini akan berlanjut pada triwulan III 2025. Nilai SBT prakiraan penyaluran kredit baru diperkirakan berada di angka 81,71%.

“Permintaan kredit memang tetap ada, tapi perbankan kini lebih selektif dan hati-hati dalam menyalurkannya,” tambah Ramdan.

Indikasi kehati-hatian tersebut terlihat dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 0,08 pada triwulan II 2025, menunjukkan standar penyaluran kredit yang lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini mencakup aspek plafon kredit, premi risiko, agunan, serta persyaratan administrasi yang diperketat.

Untuk triwulan III 2025, standar penyaluran kredit diprakirakan relatif stabil dengan ILS sebesar 0,02.

"Meski selektif, perbankan tetap optimistis. Hasil survei juga mencatat bahwa outstanding kredit hingga akhir 2025 diperkirakan terus tumbuh, didukung oleh prospek ekonomi dan moneter yang kondusif serta pengelolaan risiko yang tetap terjaga," tutup Ramdan. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI