Minggu, 19 Oktober 2025
Beranda / Ekonomi / Rupiah Melemah ke Rp16.570 per Dolar AS, Modal Asing Kabur Rp16,61 Triliun

Rupiah Melemah ke Rp16.570 per Dolar AS, Modal Asing Kabur Rp16,61 Triliun

Sabtu, 18 Oktober 2025 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia
Ilustrasi, Bank Indonesia. [Foto: net]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Bank Indonesia (BI) merilis perkembangan indikator stabilitas nilai tukar Rupiah seiring dinamika ekonomi global dan domestik. Rupiah terpantau melemah di tengah tekanan global, sementara aliran modal asing tercatat keluar signifikan selama minggu ketiga Oktober 2025.

Pada akhir perdagangan Kamis (16/10/2025), nilai tukar Rupiah ditutup di level Rp16.565 per dolar AS. Pagi ini, Jumat (17/10/2025), Rupiah kembali dibuka melemah ke posisi Rp16.570 per dolar AS.

Sementara itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun mengalami penurunan dari sebelumnya 5,94% menjadi 5,92%.

"Dalam periode 13 hingga 16 Oktober 2025, investor nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp16,61 triliun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi yang diterima pada Sabtu (18/10/2025).

Ramdan menjelaskan, aksi jual tersebut terdiri dari Rp1,09 triliun di pasar saham, Rp11,90 triliun di pasar SBN, dan Rp3,62 triliun di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Tekanan global juga terlihat dari indikator eksternal lainnya. Indeks dolar AS (DXY) melemah ke level 98,34. Di sisi lain, yield US Treasury (UST) 10 tahun turun menjadi 3,975%.

Premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun juga naik menjadi 80,85 basis poin (bps) per 16 Oktober 2025, dibandingkan 80,27 bps pada 10 Oktober 2025.

Secara kumulatif, sepanjang 2025 hingga 16 Oktober, nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp51,24 triliun di pasar saham dan Rp132,75 triliun di SRBI. Namun, di pasar SBN tercatat beli neto sebesar Rp17,28 triliun.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," ujar Ramdan. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI