Senin, 20 Oktober 2025
Beranda / Ekonomi / ULN Indonesia Agustus 2025 Tumbuh Melambat, BI: Struktur Tetap Sehat

ULN Indonesia Agustus 2025 Tumbuh Melambat, BI: Struktur Tetap Sehat

Senin, 20 Oktober 2025 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri
Ilustrasi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. [Foto: net via pajak.com]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh melambat. ULN tercatat sebesar US$ 431,9 miliar, tumbuh 2,0% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan 4,2% (yoy) pada Juli 2025.

"Perlambatan ini terutama berasal dari menurunnya pertumbuhan ULN sektor publik dan berlanjutnya kontraksi ULN swasta," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang diterima pada Senin (20/10/2025).

ULN Pemerintah Melambat

ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 213,9 miliar, tumbuh 6,7% (yoy), namun lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,0% (yoy). BI mencatat perlambatan ini dipengaruhi oleh berkurangnya aliran modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN), seiring dengan tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.

“ULN pemerintah tetap dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel. Dana ini digunakan untuk membiayai program-program prioritas yang mendorong penguatan ekonomi nasional,” ujarnya.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah banyak dimanfaatkan untuk Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (23,4%); Jasa Pendidikan (17,2%); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (15,7%); Konstruksi (12,3%); Transportasi dan Pergudangan (9,0%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (8,0%)

Menariknya, 99,9% dari total ULN pemerintah merupakan utang jangka panjang, mencerminkan strategi pembiayaan yang prudent.

ULN Swasta Masih Tertekan

Sementara itu, ULN swasta masih mengalami kontraksi. Per Agustus 2025, ULN swasta tercatat sebesar US$ 194,2 miliar, menyusut 1,1% (yoy). Angka ini lebih dalam dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 0,2% (yoy).

“Kontraksi ini terutama berasal dari perusahaan non-keuangan yang turun 1,6% secara tahunan. Sementara ULN lembaga keuangan masih tumbuh, namun melambat jadi 0,8%,” ujar Ramdan.

Sektor swasta dengan porsi ULN terbesar meliputi Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian.

Empat sektor ini berkontribusi sebesar 81,2% terhadap total ULN swasta.

Struktur Tetap Sehat

Meskipun pertumbuhannya melambat, struktur ULN Indonesia masih dinilai sehat. Hal ini tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil di angka 30,0%, hanya naik tipis dari bulan sebelumnya (29,9%).

Selain itu, ULN jangka panjang tetap mendominasi, mencapai 85,9% dari total ULN nasional.

“Bank Indonesia bersama pemerintah akan terus memperkuat koordinasi untuk menjaga agar ULN tetap dikelola dengan hati-hati. Peran ULN akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” tutup Ramdan. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI