Beranda / Feature / Aceh Tourism Roadshow: Menyulam Asa Wisata Menuju Kemeriahan PON XXI

Aceh Tourism Roadshow: Menyulam Asa Wisata Menuju Kemeriahan PON XXI

Senin, 05 Agustus 2024 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Stan racik kopi tersedia di Aceh Tourism Roadshow yang digelar Disbudpar Aceh di Medan selama dua hari, Sabtu dan Minggu (3-4/8/2024). [Foto: dok. Disbudpar Aceh]


DIALEKSIS.COM | Feature - Pelataran parkir Plaza Medan Fair, yang biasanya hanya menjadi saksi hiruk-pikuk kendaraan dan langkah kaki pengunjung, mendadak berubah menjadi panggung gemilang penuh warna. Aroma kopi khas Aceh menyeruak di udara, bercampur dengan harum rempah-rempah kuliner Tanah Rencong yang memikat selera. Di bawah tenda-tenda putih yang berbaris rapi, Aceh hadir di tengah-tengah Kota Medan, membawa cerita tentang keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakatnya.

Sabtu pagi itu, 3 Agustus 2024, Aceh Tourism Roadshow resmi digelar. Dua hari yang dirancang bukan hanya untuk memperkenalkan pesona Serambi Makkah, tetapi juga menjadi ajang mempererat hubungan antara Aceh dan Sumatera Utara. Sebuah jembatan persahabatan, yang kali ini dibangun dengan bumbu-bumbu kuliner, nyanyian adat, hingga janji-janji wisata yang menggoda.

“Selamat datang di Serambi Makkah,” suara ramah terdengar dari salah satu penjaga stan yang menawarkan paket wisata ke Sabang. Ia dengan cekatan menjelaskan keindahan bawah laut Pulau Weh, seolah-olah ia sendiri tengah menyelam di sana, menyaksikan tarian ikan-ikan tropis di balik karang.

Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal melalui Kabid Pemasaran T Hendra Faisal mengungkapkan, selama dua hari, Sabtu dan Minggu, pihaknya mengajak seluruh pengunjung Plaza Medan fair untuk menikmati berbagai kegiatan, mulai dari Expo UMKM, Business Matching, pertunjukan seni budaya, hingga informasi dan promosi paket-paket wisata menarik ke Aceh.

“Selama ini Masyarakat Sumatera Utara masuk kategori wisatawan nusantara paling ramai mengunjungi Aceh. Pemerintah Aceh bersama sejumlah pihak telah menyiapkan 18 event untuk memeriahkan perhelatan PON pada September mendatang. Kami yakin, kehadiran Anda semua akan menambah semarak dan keberhasilan pesta olahraga terbesar di negeri ini," jelas Hendra.

Wisata dan Bisnis Bertemu

Aceh Tourism Roadshow bukan sekadar pameran biasa. Di balik kemeriahan seni dan kuliner, ada kesepakatan besar yang terjalin. Business matching antara agen perjalanan Aceh dan Medan menghasilkan nilai komitmen mencapai Rp1,2 miliar, membuktikan bahwa pariwisata bukan hanya soal destinasi, tetapi juga peluang ekonomi.

Tak ketinggalan, pelaku UMKM lokal turut menikmati manisnya keuntungan. Dalam dua hari, mereka mencatatkan penjualan hingga Rp230 juta. Salah satunya adalah Nasruddin Nyak Dhien, pemilik stan kopi khas Aceh. Ia dengan bangga menyajikan kopi dengan metode tradisional, “sareng”, kepada pengunjung.

“Penjualan lumayan bagus. Alhamdulillah, masyarakat Medan dan Aceh antusias menikmati kopi Aceh,” katanya, sembari tersenyum ramah.

Namun, yang lebih penting dari angka adalah semangat yang terpancar. Bustami Hamzah, Pj Gubernur Aceh, dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal, menekankan betapa pentingnya sinergi antara Aceh dan Sumatera Utara.

“Sebagai tuan rumah bersama PON XXI, ini adalah momentum emas untuk memperkenalkan Aceh kepada dunia,” ujarnya.

Sebuah Perayaan Budaya dan Olahraga

PON XXI, yang akan digelar pada September mendatang, menjadi benang merah dari segala persiapan ini. Almuniza menyebut PON bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga tentang merayakan keberagaman dan memperkenalkan keindahan budaya Aceh.

“Kami yakin, kehadiran para atlet, pendamping, dan pengunjung dari seluruh Indonesia akan semakin memperkuat citra Aceh sebagai destinasi wisata yang aman, nyaman, dan penuh kejutan,” tambahnya.

Di stan lain, agen perjalanan Diwana Tour and Travel menerima kunjungan masyarakat yang antusias menggali informasi tentang paket wisata PON. Beberapa bahkan sudah langsung memesan perjalanan ke Sabang, dengan janji melihat lumba-lumba di laut biru.

“Alhamdulillah, banyak pengunjung yang deal. Mereka sangat antusias,” ujar Suryadi, direktur agen perjalanan tersebut.

Pada acara penutupan Aceh Tourism Roadshow, Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal memuji antusiasme masyarakat Kota Medan dalam menggali informasi tentang potensi wisata Aceh. [Foto: MC Aceh]

Kisah dalam Rasa

Di tengah kemeriahan itu, Syahrizal, seorang warga Medan, duduk santai di depan sebuah stan kuliner. Ia sedang menikmati seporsi kuah beulangong, kuliner khas Aceh yang kaya rempah.

“Setiap ke Aceh, saya pasti makan ini. Rasanya tidak ada yang bisa menandingi,” katanya sambil tertawa kecil.

Bukan hanya Syahrizal, pengunjung lain pun terlihat menikmati sajian khas Aceh seperti timpan sarikaya, rujak Aceh, hingga teh tarik yang dibuat dengan seni khas. Rasa menjadi cara lain untuk memahami budaya, dan Aceh berhasil menyampaikan pesan itu dengan sangat baik.

Saat senja mulai turun di hari Minggu, 4 Agustus 2024, Aceh Tourism Roadshow pun berakhir. Namun, semangatnya tetap menyala. Dalam acara penutupan, Kadisbudparekraf Sumut, Kadispar Medan, hingga Konsulat Amerika dan Tiongkok turut hadir, menunjukkan betapa pentingnya kerja sama lintas daerah dan bahkan lintas negara dalam membangun pariwisata.

Mewakili Pj Gubernur Aceh, Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal kembali mengajak masyarakat Sumatera Utara untuk turut menyukseskan PON XXI. “Mari kita ciptakan suasana yang meriah, aman, dan nyaman bagi para atlet, ofisial, dan wisatawan yang akan datang. Ini bukan hanya acara olahraga, tetapi juga perayaan budaya dan persahabatan,” katanya.

Kegiatan ini, seperti yang diungkapkan Nasruddin Nyak Dhien, merupakan langkah besar untuk memperkenalkan Aceh kepada dunia. “Semoga Aceh Tourism Roadshow makin sering digelar, karena ini bukan hanya tentang promosi wisata, tetapi juga tentang mempererat hubungan antara dua saudara serumpun, Aceh dan Medan,” katanya penuh harap.

Di tengah persiapan menyambut PON XXI Aceh-Sumut, kegiatan Aceh Tourism Roadshow menjadi pengingat bahwa olahraga, budaya, dan pariwisata merupakan tiga elemen yang mampu menyatukan perbedaan, memperkuat persaudaraan, dan membuka pintu masa depan pertumbuhan ekonomi. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI