Jum`at, 19 Desember 2025
Beranda / Feature / Ketika PEMA Mengepakkan Sayap untuk Aceh

Ketika PEMA Mengepakkan Sayap untuk Aceh

Minggu, 26 Oktober 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

Dalam bulan Oktober 2025 ada dua sejarah penting yang PT PEMA ukir, yaitu penandatanganan MoU di bidang agrikultur pada ajang ASEAN - China Cooperation and Development Conference on Food and Agriculture,The 4th “Belt and Road” International Agricultural Cooperation Expo yang digelar di Zhengzhou, China. Kemudian, PT PEMA bersama perwakilan KJRI Penang dan sejumlah calon investor asal Malaysia melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi strategis di Aceh. [Foto: Humas PEMA]


DIALEKSIS.COM | Feature - Tuhan sudah memberikan alam Aceh yang kaya. Namun rejeki itu tidak akan hadir dengan sendiri kalau hanya diam berpangku tangan, tanpa berusaha dengan sungguh.

Kekayaan bumi di ujung barat Pulau Swarnadwipa bila tidak dikelola secara profesional untuk kesejahteran rakyatnya, belenggu kemiskinan akan tetap disandang. Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, bila kaum itu tidak mau mengubahnya.

PT PEMA bagaikan mendapat lecutan, ditantang untuk memanfaatkan alam Aceh yang kaya, demi mensejahterakan rakyat di bumi berjulukan Serambi Mekkah.

Di usianya yang masih relatif muda, PEMA sudah mulai “mengepakan sayapnya". Dalam bulan Oktober 2025 ada dua sejarah penting yang sudah diukir.

Senin (13/10/2025) sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di bidang agrikultur pada ajang ASEAN - China Cooperation and Development Conference on Food and Agriculture,The 4th “Belt and Road” International Agricultural Cooperation Expo yang digelar di Zhengzhou, China.

Kemudian di Aceh, PT PEMA bersama perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang dan sejumlah calon investor asal Malaysia melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi strategis, Kamis (23/10/2025).

Penandatanganan MoU di China, merupakan upaya memperkuat sektor pertanian, agrikultur dan membuka peluang kerja sama internasional. Agenda ini dihadiri oleh seluruh negara ASEAN. Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Kamboja, Myanmar, Filipina, Laos dan tentunya Indonesia. Serta beberapa kedutaan besar yang mewakili negara dari benua Afrika.

Dari Bumi Pertiwi diwakili oleh Aceh yang dipimpin langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem turut didampingi Mawardi Nur, Direktur Utama PT. PEMA selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Aceh.

Orang nomor satu di Aceh ini dalam pidatonya di negeri tirai bambu mewakili harapan rakyat Aceh dan Indonesia, menegaskan bahwa Aceh terbuka terhadap investor asing, memiliki potensi besar, serta ramah terhadap negara lain.

“Konferensi ini bukan hanya tempat berdiskusi, tetapi sebuah langkah nyata untuk bertindak. Hari ini, kita bergerak dari dialog menuju kemitraan konkret. Aceh kaya dengan sumber daya alam. Saya mengajak semua stakeholder untuk ikut terlibat membangun Aceh bersama-sama,” pinta Mualem.

Menurutnya, kemitraan ini menjadi langkah strategis menuju pasar ASEAN yang lebih luas bagi mitra dari Tiongkok serta negara lainnya yang saling menguntungkan.

Sementara itu, Mawardi Nur dalam keterangannya, dia mengucapkan terimakasih atas undangan dan kepercayaan yang istimewa ini. Pihaknya akan terus untuk berkontribusi aktif dalam menghadirkan investasi di Aceh.

Walau PEMA masih relatif muda, namun menurutnya usia bukanlah halangan untuk berkontribusi besar bagi daerah. Walau dibutuhkan kerja keras dalam meyakinkan banyak pihak dalam kerja sama.

“Namun kerja keras, kebersamaan, dan tekad kuat seluruh tim insya Allah akan membuahkan hasil. Tentunya keberhasilan ini bukan semata pencapaian PT PEMA, melainkan keberhasilan dari doa dan dukungan seluruh pihak dan masyarakat Aceh,” sebut Mawardi Nur.

Melalui kerja sama ini, diharapkan sektor pertanian Aceh dapat berkembang lebih maju, berdaya saing, dan mampu menarik investasi yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sukses dengan MoU di China, PT PEMA melanjutkan perjuangannya. Bersama perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang dan sejumlah calon investor asal Malaysia melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi strategis yang menjadi fokus pengembangan bisnis perusahaan, Kamis (23/10/2025).

Para calon investor dibawa melihat langsung ke Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh. Bagaimana aktivitas nelayan, proses penanganan hasil tangkapan, serta fasilitas Cold Storage Lampulo yang berperan penting dalam menjaga mutu hasil perikanan dan memperkuat rantai pasok industri maritim Aceh.

Direktur Utama PT PEMA, Mawardi Nur, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan KJRI Penang dan para calon investor Malaysia. Menurutnya kegiatan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat kolaborasi dan memperkenalkan potensi ekonomi Aceh kepada mitra internasional.

“Kunjungan ini menjadi momentum untuk menunjukkan secara langsung potensi besar yang dimiliki Aceh, mulai dari sektor perikanan, industri, hingga infrastruktur pelabuhan,” jelasnya.

PEMA berharap sinergi ini dapat melahirkan kerja sama konkret yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian Aceh dan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI Penang, Wanton Saragih mengapresiasi langkah-langkah PT PEMA dalam mengembangkan potensi daerah.

“Kami sangat mengapresiasi progres yang telah dicapai PT PEMA dalam mengelola potensi-potensi bisnis di Aceh, terutama di sektor hasil laut dan kawasan industrinya,” sebut Wanton.

KJRI Penang berkomitmen untuk memfasilitasi investor-investor dari wilayah kerja KJRI Penang yang ingin berinvestasi di Aceh dengan berbagai potensi dan peluang bisnis yang luar biasa ini,” ujarnya.

Dari Lampulo, rombongan bergerak menuju Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong di Kabupaten Aceh Besar. Melihat langsung area yang sedang disiapkan sebagai pusat kegiatan industri dan logistik di wilayah barat Indonesia.

Tim disuguhkan informasi tentang kesiapan infrastruktur, dukungan pemerintah daerah, serta peluang kerja sama yang dapat dikembangkan di kawasan tersebut.

Usai dari sana, rombongan meninjau Pelabuhan Malahayati, pelabuhan strategis yang menjadi simpul penting dalam mendukung distribusi logistik serta kegiatan ekspor-impor Aceh.

Bukan hanya meninjau, namun diskusi dilakukan, membahas potensi sinergi antara sektor pelabuhan, kawasan industri, dan komoditas unggulan daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh secara berkelanjutan.

Publik berharap PEMA tidak hanya menjadi penggerak ekonomi Aceh, tetapi juga menjadi model perusahaan daerah yang profesional, inovatif, dan berkelanjutan,

PEMA harus menyakinkan para investor agar mereka menyematkan hatinya di bumi Aceh. Bila mereka menyemaikan benih cinta, kekayaan alam Aceh akan berpeluang mensejahterakan masyarakat.

Berjuanglah, Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak mau mengubahnya!. [adv]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
pema