DIALEKSIS.COM| Feature- Punya wilayah kekuasaan dan kekuatan. Bagaikan pohon yang akarnya menancam ke bumi, berdiri kokoh menjulang tinggi. Selama ini mereka bebas, karena ada yang memelihara dan melindungi.
Banyak pihak yang punya kepentingan dengan mereka. Apalagi ketika akan dilangsungkan pesta demokrasi, kekuatan mereka turut menentukan kemenangan. Sejumlah petinggi di negeri ini menjadikan mereka sebagai kekuatan.
Jeritan rakyat yang menjadi korban, gemanya hilang ditelan bumi. Mereka menjamur di mana mana, tidak tersentuh hukum. Bahkan ada diantara mereka yang bersuara lantang dan sangat berani.
Kini, Presiden Prabowo menunjukan tekadnya serius membasmi preman yang selama ini merajalela di bumi Pertiwi.
Kejuatan terjadi. Dalam dua pekan saja, tim yang memberantas preman ini di wilayah Polda Metro Jaya sudah menangkap 3.559 preman.
Operasi Berantas Jaya ini ahirnya menetapkan 348 tersangka dari 3.559 preman yang diciduk, selebihnya dilakukan pembinaan. Selama ini mereka bebas beraksi, rakyat yang menjadi korban. Namun timbul pertanyaan mengapa selama ini dibiarkan?
Menurut Karoops Polda Metro Jaya Kombes I Ketut Gede Wijatmika dalam jumpa pers di kantornya, Senin (26/5/2025) menjelaskan, dari 3.559 preman ini, 3.251 orang diantaranya dilakukan pembinaan. Dia merinci 59 orang yang dibina Polda Metro Jaya, 3.192 orang menjadi binaan Polres.
"Dari 3.599 tersebut, telah diterapkan sebagai tersangka 348 orang dengan rincian 83 orang ditetapkan oleh Polda, sedangkan 265 orang yang ditetapkan tersangka oleh jajaran Polres," jelas dia.
Operasi Berantas Jaya digelar selama dua pekan sejak 9-23 Mei. Operasi ini digelar untuk menciptakan situasi kondusif di masyarakat, serta mendukung aktivitas ekonomi dan iklim investasi di wilayah hukum Jakarta dan sekitarnya.
Itu baru untuk wilayah Jakarta, bagaimana dengan daerah lainya di bumi Pertiwi, berapa preman yang berhasil digulung. Semuanya ini menunjukan sebuah fakta bahwa di Indonesia selama ini preman menjamur tidak tersentuh hukum.
Mereka dikenal berani, bahkan tidak peduli berhadapan dengan intansi pemerintah. Menguasai lahan BMKG misalnya, mereka nekad meminta kompensasi Rp 5 miliar bila pemerintah ingin menggunakan lahan tersebut.
Karena dikuasai oleh Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya , akhirnya pihak BMKG melapor ke Polda Metro Jaya.
BMKG melaporkan GRIB Jaya ke Polda Metro Jaya, karena aset tanah BMKG diduduki ormas besutan Rosario de Marshall alias Hercules Jaya. Tanah seluas 127.780 m2 dijadikan lahan untuk mengumpulkan pundi rupiah.
Proyek Gedung Arsip BMKG dimulai pada 2023 itu telah terganggu. 3 Tahun dikuasai pihak GRIB Jaya yang mengaku sebagai ahli waris pemilik tanah.
Menurut BMKG, tanah tersebut milik negara sesuai Sertifikat Hak Pakai (SHP) No. 1/Pondok Betung Tahun 2003, yang sebelumnya tercatat sebagai SHP No. 0005/Pondok Betung.
Kepemilikan ini dikuatkan melalui putusan putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap, seperti Putusan Mahkamah Agung RI No. 396 PK/Pdt/2000 tanggal 8 Januari 2007.
Kini bangunan GRIB Jaya dilokasi ini disapu bersih tim pemberantas preman. Polisi menangkap 11 orang anggota GRIB Jaya yang menduduki lahan BMKG.
Preman ini selain menduduki lahan BMKG di sana juga mereka melakukan pungli kepada pedagang yang membuka lapaknya di area itu. Pungli mencapai puluhan juta rupiah, misal pengusaha pecel lele dipungut Rp3,5 juta per bulan dan pedagang hewan kurban Rp22 juta.
Selain menangkap 11 anggota GRIB Jaya, pihak kepolisian juga menangkap 6 orang yang mengaku sebagai ahli waris. Total ada 17 orang yang ditangkap di area lahan BMKG ini.
Tiga tahun lebih mereka berkuasa di sana dan menjadikan lahan ini sebagai sumber keuangan, mengapa semua ini bisa terjadi. Kemana negara, mengapa hukum tidak ditegakan, baru saat ini mereka digeruduk.
Selain GRIB Jaya, banyak juga Ormas lainya yang mengenakan atribut organisasi namun aktivitas di lapangan lebih menjurus ke preman, mereka juga digaruk pihak penyidik.
GRIB jaya misalnya, pemimpin mereka dikenal dekat dengan Presiden Prabowo. Siapa tidak kenal dengan Rosario de Marshal atau Hercules. Bahkan Hercules sebelumnya dikenal berani mengancam pihak kepolisian dan berbagai pihak lainya.
Kini sapu bersih preman ini perhatian publik lebih tertuju pada GRIB jaya dibawah komando Hercules, karena dibanyak tempat organisasi mereka yang membuat masalah.
Melihat kenyataan itu, Hercules menunjukan kegaranganya sebagai pemimpin. Dia langsung mengeluarkan perintah penting, mengintruksikan tegas dan wajib ditaati seluruh jajaran GRIB Jaya dari tingkat pusat hingga ranting.
Perintah itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal GRIB Jaya, Zulfikar, dalam sebuah pernyataan resmi yang diunggah melalui kanal YouTube GRIB Jaya Jakarta.
“Seluruh Ketua DPD, DPC, PAC, hingga Ketua Ranting diwajibkan mendata dan mengenal pasti siapa saja anggotanya. Yaitu kita per hari ini, mulai hari ini, bersih-bersih di dalam organisasi kita," kata Zulfikar.
Ketua DPD, ketua DPC, ketua PAC, dan ketua Ranting, untuk memastikan mendata dengan pasti, seluruh kepengurusan dan anggota. Wajib bagi para ketua untuk mengenali dengan baik, memastikan dengan baik para anggotanya.
Diwajibkan membuat keterangan pers dengan membuat video dan membuat surat yang dikirimkan kepihak kepolisian dengan narasi GRIB Jaya mendukung penuh langkah pihak kepolisian dalam menangkap siapa saja para pelaku tindak pidana kriminal yang diartikan premanisme," jelas Zulfikar.
“Jika ternyata individu yang ditangkap bukan anggota GRIB Jaya, maka struktur organisasi setempat diwajibkan segera membuat bantahan dan klarifikasi resmi. Dengan perintah ini, Hercules ingin memastikan bahwa GRIB Jaya bukan tempat bersembunyi bagi para pelaku kriminal, melainkan organisasi yang benar-benar berdiri untuk rakyat,” sebutnya.
Sebelumnya dan sudah viral, pihak kepolisian dalam keteranganya dalam aksi memberantas preman kerap menyebutkan nama GRIB Jaya dari para preman yang mereka tangkap.
Akankah pertiwi nyaman dan bebas dari preman? Kalau kita mau dan serius tentunya negeri ini akan terbebas dari preman, karena kekuatan negara jauh lebih memiliki tenaga dibandingkan para preman.