Beranda / Feature / Percikan Api Telah Membuat Bener Meriah Panas

Percikan Api Telah Membuat Bener Meriah Panas

Minggu, 16 Agustus 2020 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Ketika kecil jadi teman, sesudah besar menjadi lawan. Api sangat dibutuhkan manusia, namun api juga akan menjadi bencana bagi manusia bila dia tidak mampu dikendalikan. Banyak benda yang hangus jadi arang, rata dengan tanah, ketika dia menunjukan keperkasaanya.

Percikan api yang menghasilkan kepulan asap dan meningggalkan arang, membuat negeri Burni Telong panas. Aksi massa berbalut kecewa, telah membuat Bupati Bener Meriah, Sarkawi harus berhadapan langsung dengan masyarakat.

Pendopo “dikepung” massa. Masyarakat yang berasal dari kecamatan Bukit, meminta bupati selain untuk meminta maaf, mencopot Abdul Kadir, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD, serta memastikan siap pakainya mobil pemadakam kebakaran.

Soal api dan mobil pemadam kebakaran telah membuat Bener Meriah panas. Pasalnya di Kecamatan Bukit, dua hari berturut turut terjadi kebakaran. Mobil pemadam kebakaran milik Pemda setempat tidak bisa memadamkan api.

Catatan Dialeksis.com, kebakaran di Pasar Simpang Tiga, misalnya pada 14 Agustus 2020. Pemda Bener Meriah tidak mampu menghadirkan mobil pemadam. Kebakaran di Simpang tiga yang membuat 10 unit rumah rata dengan tanah, 6 kios dan 8 lainya terkena imbas, tanpa semprotan air dari petugas BPBD.

Padahal posko pemadam tidak terlalu jauh dari lokasi kebakaran. Api yang membakar pasar Redelong ini dipadamkan oleh petugas dengan membawa mobil Damkar dari Kecamatan Bandar, serta 3 unit mobil pemadam dari Aceh Tengah, Damkar pihak kepolisian, serta SPBU Rembele.

Sementara pihak BPBD Bener Meriah yang bertanggungjawab terhadap musibah kebakaran tidak ada menurunkan mobil pemadam. Dikabarkan mobil pemadam yang dibiayai dengan uang rakyat ini rusak. Apakah seluruh mobil pemadam milik Pemda rusak, sehingga tidak ada yang diturunkan ketika musibah di Simpang Tiga?

Nyaris terjadi insiden antara massa dengan petugas pemadam kebakaran dari Aceh Tengah yang turun memberikan bantuan. Ada letusan senjata untuk menenangkan massa. Warga yang lagi panik menduga mobil pemadam itu milik Pemda Bener Meriah.

Namun setelah diberi penjelasan dan mengetahui mobil dan petugas pemadam kebakaran itu datang dari Aceh Tengah memberikan bantuan, masyarakat yang sebelumnya marah-marah, ahirnya meminta maaf. Mereka salut dan berterimakasih atas bantuan dari induknya Bener Meriah ini.

Sehari setelah kebakaran ini, Dialeksis.com, kembali dikejutkan dengan kebakaran satu unit rumah juga masih dalam Kecamatan Bukit (Kampung Ujung Gele). Hal yang sama terjadi, pihak pemadam Bener Meriah tidak turun memberikan bantuan.

Sorenya menjelang magrib, Sabtu (15/8/2020) masyarakat dari kecamatan Bukit, mendatangi kantor BPBD dan kemudian “mengepung” pendopo bupati. Ratusan masa yang sudah berbalut kecewa terhadap kinerja BPBD, meminta pertanggungjawaban bupati selaku kepala daerah.

Mereka meminta agar kepala BPBD, bupati, meminta maaf kepada masyarakat atas buruknya pelayanan pemadam kebakaran. Selain itu mereka meminta kepala BPBD dicopot dari jabatanya dan bupati harus memastikan stand by mobil pemadam kebakaran.

Aksi spontan dari masyarakat yang mengalami musibah berturut - turut selama dua hari ini, mampu didinginkan oleh pihak keamanan. Dipercayakan 10 wakil massa untuk bertemu dengan Sarkawi, Bupati Bener Meriah.

Namun usai perwakilan ini bertemu dengan bupati, massa tetap tidak puas dan meminta bupati untuk menjelaskan langsung. Ahirnya, tanpa pengeras suara ditengah malam itu, Sarkawi memberikan penjelasan kepada massa.

Awalnya, Sarkawi meminta maaf kepada masyarakat atas pelayanan yang diberikan petugas BPBD dalam menangani musibah kebakaran. Pihaknya akan mengevaluasi kinerja BPBD dan sarana yang ada di sana.

Kepala BPBD Bener Meriah, Abdul Kadir, ahirnya diberhentikan dari jabatanya, yang bersangkutan mengundurkan diri jabatanya sebagai kepala BPBD.

“Atas musibah kita hari ini dan kemarin, ada kekurangan BPBD Bener Meriah, kami atas nama pemerintah Kabupaten Bener Meriah meminta maaf kepada semua keluarga dan masyarakat kami di Bener Meriah,” sebut Sarkawi.

“Kami akan mengevaluasi BPBD, baik itu organisasinya dan peralatan yang lain. Masukan masukan yang disampaikan perwakilan, semuanya sudah kami terima, akan ditindak lanjuti semuanya,” sebut bupati.

Soal pemadam kebakaran, peralatan yang ada, sebut Sarkawi, semua yang rusak dievaluasi dan perbaiki. Peralatan ada yang sudah dibeli baru, prosesnya belum sampai ke Bener Meriah. Tetapi alat itu sudah dibeli.

“Alatnya dibeli baru. Mobilnya dibeli, alatnya sampai saat ini belum sampai di Bener Meriah. Sementara yang rusak saat sekarang ini kita perbaiki. Sudah ada dua peralatan yang selesai diperbaiki, hari ini sudah uji coba, tadi sore, agar cepat difungsikan,” sebut Sarkawi yang tidak lama berbicara di hadapan massa.

Mendapat penjelasan bupati walau singkat, ahirnya massa tidak lama kemudian membubarkan diri. Mereka menanti realisasi janji yang diucapkan pemimpin mereka. Karena mereka berhadapan dengan api yang tidak diduga kapan percikanya menjadi petaka.

Menurut Bupati, mobil Damkar di Bener ada 7 unit, namun hanya dua unit yang layak jalan.Pengadaan mobil itu pada tahun 2010 dan sudah tua rentan rusak. 

Api telah membuat Bener Meriah panas. Musibah berurut turut akibat amukan si jago merah, menjadi sejarah dan pelajaran yang berharga buat pemimpin di negeri lembah merapi ini. Siapapun tidak menginginkan musibah.

Namun ketika terjadinya musibah, petugas yang ditugaskan menangani bencana harus siap memberikan pertolongan. Semoga sejarah kelam ini tidak terulang kembali. (Bahtiar Gayo)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda