Beranda / Feature / Siapa Saja PJ yang Sudah Mengukir Sejarah Aceh Tengah?

Siapa Saja PJ yang Sudah Mengukir Sejarah Aceh Tengah?

Selasa, 03 Januari 2023 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo
Kota Takengon/ foto dok Pantue.com

DIALEKSIS.COM| Gayo lut adalah negeri dingin, namun ketika negeri beraroma kopi ini dipimpin oleh Penjabat (Pj) yang dipercayakan Mendagri, nuansa panasnya terasa. Ada demo berkepanjangan, kantor KIP dibakar.

Ada kobaran api, ada catatan kelam. Bahkan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih sempat tertunda-tunda, seharusnya sudah dilantik pada medio Agustus, justru baru diadakan pelantikan di penghujung tahun 2012.

Catatan penulis yang senantiasa mengikuti perkembangan dan menjadi bagian dari saksi dan sejarah ini, sejak awal dilangsungkan Pilkada langsung, sudah 4 orang yang dipercayakan Mendagri sebagai Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tengah.

Dari 4 Pj itu, tiga diantaranya bukan putra daerah. Kini Pj yang keempat dipercayakan kepada T. Mirzuan yang baru hitungan hari melaksanakan tugas. Kepala secretariat Majelis Pendidikan ini mengawali tugasnya dipenghujung tahun 2022.

Dalam catatan sejarah dan penulis menjadi bagian dari saksinya, awal Pj di Gayo Lut sebenarnya sudah diemban Zainuddin Mard pada tahun 1990-1991 (tercatat sebagai bupati ke 13). Zainuddin Mard mengemban amanah sampai dilantiknya Bupati yang ke 14 (TM. Yoesoef Zainoel).

Namun Pj yang dipercayakan saat hiruk pikuk demokrasi langsung, dimana rakyat mencoblos langsung pemilihnya, awalnya Aceh Tengah dipimpin Syahbuddin BP (mantan Bupati Aceh Tenggara). Mendagri mempercayakanya menyukseskan Pilkada langsung hingga terlantiknya bupati dan wakil bupati terpilih.

Awal Pilkada langsung ini Aceh Tengah bergejolak, demo tiada henti, bahkan sampai kantor KIP yang kini Pemadam Kebakaran hangus jadi arang. Syahbuddin walau bukan putra daerah, namun masih serumpun dengan Gayo mampu menyelesaikan tugasnya.

Walau penuh dinamika dan panasnya situasi, ahirnya Syahbuddin BP menyelesaikan amanah yang berat dengan dilantiknya Nasaruddin dan Jauhar Ali sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah.

Penulis masih teringat kalimat yang diucapkan Syahbuddin BP kepada penulis,” Terima kasih kepada rakyat Gayo yang penuh dinamika, energik. Saya banyak pengalaman berharga dalam menyelesaikan tugas sebagai Pj”.

Lima tahun kemudian kembali dilangsungkan Pilkada, giliran Mohd Tanwier (kini Kadis Perdangangan Aceh) yang dipercayakan sebagai Pj. Saat Boang, panggilan akrab Pj ini, memimpin Aceh Tengah, aksi demo panjang tidak terhindari. Bahkan sampai berujung ke Mahkamah Konstitusi.

Baong walau bukan sebagai putra daerah namun dia mahir berbahasa Gayo. Masa kecil Baong dia mengenyam pendidikan di Takengon. Teman-teman masa kecilnya, para guru dan kerabatnya, turut mendukung agar Mohd Tanwier mampu menyelesaikan tugasnya sebagai Pj dengan baik.

Gugatan ke MK masa Boang menjabat sebagai Pj berdampak panjang. Walau MK sudah memutuskan pasangan Nasaruddin dan Khairul Asmara memenangkan Pilkada, pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih ini tertunda-tunda.

Bahkan Gubernur Aceh Zaini Abdullah awalnya enggan melantik Nasaruddin dan Khairul Asmara sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah. Tugas Baong semakin panjang. Satu ketika penulis yang datang ke Pendopo untuk mengikuti perkembangan, sempat melihat Baong tertidur di kursi. Dia lelah, pagi siang malam menghadapi gelombang aksi.

Namun dipenghujung tahun 2012, tepatnya 27 Desember 2012 bupati dan wakil bupati resmi dilantik, akan tetapi pelantikanya bukan di Aceh Tengah melainkan di Banda Aceh.

Baong terbilang lama menjadi Pj Bupati Aceh Tengah, terhitung sejak 4 April 2012 sampai dengan 27 Desember 2012. Banyak dinamika dan hiruk pikuk Pilkada dan ekses Pilkada yang dilalui Baong, namun ahirnya dia sukses setelah dilantiknya bupati terpilih.

Lima tahun kemudian giliran Alhudri (kini Kadis Pendidikan Aceh) yang dipercayakan menjadi Pj ketika dilangsungkan Pilkada 2017. Saat dilansungkan Pilkada, Bupati Aceh Tengah Nasaruddin mengambil cuti karena ikut dalam bursa calon Gubernur Aceh bersama Zaini Abdullah, demikian dengan Wakil Bupati Khairul Asmara, yang berpasangan dengan Zulfikar, juga meramaikan kandidat calon Bupati Aceh Tengah.

Saat dijabat Alhudri yang merupakan putra daerah tidak ada menimbulkan gejolak yang berarti dalam pelaksanaan Pilkada. Usai melaksanakan tugasnya, terpilih Bupati Shabela Abubakar dan Wakilnya Firdaus, Alhudri kembali ke Banda Aceh memegang jabatan sebagai kadis Sosial Aceh.

Kini Aceh Tengah dipercayakan kepada Pj T. Mirzuan, kepala secretariat Majelis Pendidikan Aceh. Bagaimana Mirzuan akan mengayuh bahtera di Gayo Lut ini, berapa lama dia akan menjabat sebagai Pj, belum ada kepastian.

Pilkada serentak pemilihan gubernur, bupati, walikota akan dilangsungkan pada 27 November 2024, sementara Pemilu akan dilangsungkan pada 14 Februari 2024. Apakah Mirzuan akan dipercayakan menyelesaikan tugas hingga Pilkada serentak dan dilantiknya bupati dan wakil bupati Aceh Tengah?

Kita nantikan saja bagaimana irama yang akan ditabuh Mirzuan dalam menjalankan amanat yang diberikan kepadanya. Sejarah apa yang akan diukir Mirzuan di negeri beraroma kopi arabika terbaik dunia ini? **** Bahtiar Gayo


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda