Beranda / Feature / Upaya Walikota Banda Aceh dalam Mengentaskan Kemiskinan

Upaya Walikota Banda Aceh dalam Mengentaskan Kemiskinan

Kamis, 03 Juni 2021 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Si miskin akan tetap miskin bila tidak ada pihak yang peduli untuk membebaskan mereka dari prediket dhuafa. Jarang kaum dhuafa ini bisa bangkit sendiri dari keterpurukanya, tanpa bantuan pihak lain.

Bila ada diantara mereka yang bebas dari prediket miskin dengan tekad dan kemampuan sendiri, bisa dihitung dengan jari. Untuk itulah, demi membebaskan masyarakat dari kaum miskin peran pemerintah sangat menentukan.

Bila angka kemiskinan di Aceh mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, namun prediket itu bukan untuk Kotamadya Banda Aceh. Kota di ibukota provinsi paling ujung barat Sumatera ini justru mampu menekan angka kemiskinan, bahkan Banda Aceh mampu meraih tiket zona hijau.

Kota berpenduduk 270.231 jiwa dengan 9 kecamatan dan 90 kampung ini, mengandalkan Baitul Mal dalam membantu warga yang miskin. Aminullah Usman sang walikota, getol menyuarakan agar masyarakat membayar zakat, infak dan sadaqah demi membantu warga yang ditakdirkan Tuhan lemah dalam ekonomi.

“Baitul Mal selama ini proaktif dalam merancang program mengentaskan kemiskinan. Berbagai upaya telah dilakukan, hasilnya Baitul Mal Banda Aceh mendapat penghargaan nasional,” sebut Aminullah Usman.

Penyaluran zakat dari Baitul Mal, sebut Aminullah dalam sebuah tayangan video tentang keberhasilan Baitul Mal Banda Aceh, diprioritaskan untuk program produktif, agar zakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepercayaan masyarakat kepada Baitul Mal dalam menyalurkan zakatnya terbilang tinggi, setiap tahunya realisasi zakat yang dikelola Baitul Mal mencapai Rp 15 miliar.

Aminulah yang dilantik menjadi Walikota bersama wakilnya Zainal Arifin pada 7 Juli 2017 lalu, obsesinya untuk mengentaskan kemiskinan, diterjemahkan petugas Baitul Mal dalam berbagai program.

Memberikan bantuan modal usaha masyarakat yang kurang mampu, menyiapkan skil dan sejumlah program lainya. Kini kerja keras dan kepercayaan masyarakat itu sudah menunjukkan hasil. Bila pada tahun 2017 angka kemiskinan di Banda Aceh mencapai 7,44 persen, setiap tahunya angka itu terus menurun, bukan meningkat.

Pada tahun 2018 angka kemiskinan menjadi 7,25 persen, tahun 2019 kembali turun menjadi 7,22 persen dan pada tahun 2020 angka kemiskinan berkisar 6,90 persen. Angka ini menjadikan Banda Aceh menjadi zona hijau kemiskinan di Aceh.

Sementara data yang berhasil Dialeksis.com dapatkan, untuk Aceh angka kemiskinan itu justru naik. Pada tahun 2020 mencapai 15,43 persen dimana tahun sebelumnya bertengger 15, 01 persen.

Untuk angka nasional data Badan Pusat Statistik (BPS), berdasarkan Survei Ekonomi Nasional September 2020, juga mengalami kenaikan 0,41 persen, sehingga angkanya menjadi 10,91 persen.

Kemiskinan nasional meningkat (September 2020) menjadi 27,55 juta orang, atau naik 1,13 juta orang terhadap Maret 2020 dan meningkat 2,76 juta orang terhadap September 2019.

Untuk Aceh, Aminullah yang mampu menyakinkan Baitul Mal untuk mengentaskan kemiskinan, sehingga Banda Aceh berada di zona hijau dalam kemiskinan di Aceh.

Diantara sejumlah program yang telah mengubah angka kemiskinan ini, ada program pelatihan skill bagi pemuda dari keluarga kurang mampu. Sesuai bakat, mereka dibekali dengan keterampilan.

Dengan skil mereka mampu mandiri, diberikan modal usaha yang bersumber dari zakat. Memberikan beasiswa bagi pakir miskin dan anak yatim yang merupakan program unggulan. Demikian dalam peningkatan SDM, bahkan membiaya pengiriman Tahtis sampai ke Malaysia dan Thailan.

Para dhuafa ini mampu mengangkat ekonomi keluarga, mereka juga diberikan pendampingan hingga mampu sukses menanggalkan prediket miskin. Demikian dengan santunan bagi pakir yang uzur, seluruh kampung di data melalui keucik. Mereka diberikan santunan secara rutin agar mampu memenuhi kebutuhan hari-hari.

Sejak dilantik 7 Juli 2017 lalu, sampai program tahun 2020 melalui Baitul Mal Banda Aceh, sudah dibangun 97 unit rumah yang diserahkan kepada mereka yang dicoba Tuhan ekonominya lemah.

Tidak ketinggalan dalam program renovasi rumah warga miskin sudah mencapai 20 unit. Selain itu pengelola Zakat Baitul Mal ini menyerahkan zakat senif miskin konsumtif, kepada 636 mustahiq, terdiri dari 616 pasukan orange dan 20 orang pekerja harian Dinas PUPR Banda Aceh.

“Alhamdulillah tahun ini, Pemerintah Kota melalui Baitul Mal Banda Aceh Kembali menyerahkan zakat senif miskin untuk petugas harian DLHK3 dan PUPR Banda Aceh. Masing-masing kita serahkan Rp 600 ribu. Totalnya mencapai Rp 381 juta,” ujar Wali Kota.

Wajar dan sangat logis bila kerja keras Baitul Mal Banda Aceh mendapat penghargaan dari Badan Zakal Nasional (Baznas) dalam tahun ini.Penghargaan itu dua katagori sekaligus, yakni kepala daerah pendukung zakat terbaik dan pendaya gunaan ZIS (zakat, infak, sadaqah) terbaik untuk Baitul Mal.

Atas penghargaan ini, Aminullah Usman mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat yang mempercayakan Baitul Mal Banda Aceh dalam menyalurkan dan mengelola zakat masyarakat.

“Semakin banyak yang menyalurkan zakatnya ke Bailtul Mal, maka semakin banyak program mengentaskan kemiskinan yang dapat dilakukan,” sebut Aminullah.

Baitul Mal berfungsi menerima, mengimpun zakat, infak, sadakah, masyarakat, lembaga pemerintah, perusahaan. Amanah masyarakat ini akan dikelola Baitula Mal dengan amanah, sehingga tepat sasaran, kata Aminullah.

Untuk itu bayarlah zakat di Baitul Mal Kota Banda Aceh, yang berkantor di Jalan Malem Dagang Gampong Keudah, Kec. Kuta Raja Banda Aceh Telp: (0651) 636925, atau ke layanan jemput zakat 0895326033542.

Membebaskan si miskin dari prediket miskinya harus melibatkan semua pihak, sulit bagi si miskin membebaskan dirinya dari lingkaran dhuafa. Zakat, infaq, sadaqah saudara yang dikelola pemerintah, secara bertahap akan membebaskan mereka dari keadaan yang kurang menguntungkan.

Jangan biarkan mereka tetap selamanya dengan prediket miskin, kewajiban kita bersama untuk membantu mereka, salah satu caranya dengan membayar zakat. (Bahtiar Gayo)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda