Senin, 05 Mei 2025
Beranda / Gaya Hidup / Fenomena "Mentel" di Kalangan Generasi Aceh, Nourman Hidayat: Pembinaan Berbasis Militer

Fenomena "Mentel" di Kalangan Generasi Aceh, Nourman Hidayat: Pembinaan Berbasis Militer

Minggu, 04 Mei 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

 Pemerhati sosial budaya Aceh, Nourman Hidayat. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengacara ternama sekaligus pemerhati sosial budaya Aceh, Nourman Hidayat, mendesak Pemerintah Aceh mengambil langkah tegas menanggapi maraknya perilaku "mentel" di kalangan anak muda, khususnya pengguna TikTok. 

Ia mengusulkan program pembinaan karakter berbasis militer sebagai solusi untuk mengembalikan citra Aceh sebagai tanah para pejuang serta mencegah degradasi moral generasi muda.

Dalam pernyataannya, Nourman menyoroti kekhawatiran masyarakat terhadap perubahan sikap sejumlah remaja laki - laki yang dinilai mulai kehilangan identitas keacehan

“Banyak dari mereka yang rentan secara sosial, bahkan cenderung meniru perilaku perempuan. Ini memicu keresahan orang tua dan berpotensi merusak nilai-nilai budaya Aceh yang menjunjung keteguhan karakter,” ujarnya kepada Dialeksis, Minggu (04/05/2025).

Nourman mengaku terinspirasi oleh keberhasilan program pembinaan serupa yang pernah dijalankan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Menurutnya, model pendidikan karakter di lingkungan militer terbukti efektif membentuk ulang anak-anak bermasalah. 

“Aceh memiliki latar belakang sebagai daerah pejuang dengan pemimpin berlatar belakang militer. Ini menjadi modal kuat untuk mereplikasi program tersebut,” tegasnya.

Ia mengusulkan agar program ini dijalankan melalui skema sukarela, baik atas inisiatif individu, dukungan orang tua, maupun laporan masyarakat. Pilot project direncanakan di Banda Aceh dengan melibatkan Kodam Iskandar Muda sebagai mitra strategis. 

“Pembinaan ini bukan untuk menghukum, tetapi membangun mental pejuang. TNI memiliki kapasitas untuk mendisiplinkan sekaligus memupuk rasa tanggung jawab,” tambah Nourman.

Nourman optimis langkah ini akan didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Aceh, yang sebagian besar pemimpinnya merupakan mantan kombatan. 

Ia juga mengingatkan keberhasilan program serupa pada masa lalu, seperti pembinaan anak punk yang berhasil mengubah sebagian besar perilaku mereka. “Masyarakat Aceh pasti mendukung upaya penyelamatan generasi muda. Ini tentang masa depan dan martabat daerah kita,” ungkapnya.

Untuk merealisasikan gagasan ini, Nourman mendorong Gubernur Aceh dan Wali Nanggroe bersinergi dengan Kodam Iskandar Muda. “Kerja sama semua pihak penting agar program berjalan terarah dan berkelanjutan. Generasi Aceh harus kembali menjadi kebanggaan, dicintai keluarga, dan dihormati masyarakat,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes