Beranda / Gaya Hidup / Menjalin Hubungan Asmara Sesama Kolega di Kantor, Mending Pikir-pikir Lagi Deh!

Menjalin Hubungan Asmara Sesama Kolega di Kantor, Mending Pikir-pikir Lagi Deh!

Sabtu, 21 Mei 2022 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar
Hubungan asmara di kantor? Lebih Baik pikir ulang. [Foto: Istock]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Interaksi sesama karyawan di tempat kerja memunculkan kemungkinan terbangunnya hubungan lebih dari sekedar kolega. Seseorang bisa saja jatuh cinta kepada sesama rekan kerja dengan alasan yang kadang sulit dijelaskan.

Masalah asmara di tempat kerja memang sudah lumrah terjadi. Bahkan hubungan percintaan antar karyawan bukan lagi hal yang mengejutkan menimbang berapa banyak waktu yang sudah dihabiskan bersama di kantor.

Berdasarkan survei CareerBuilder, hampir 40 persen pekerja di Amerika Serikat pernah mengencani koleganya dalam perjalanan karier mereka. Di Jerman bahkan angkanya melebihi, dimana 60 persen karyawan mengaku setidaknya pernah terlibat hubungan asmara sesama kolega.

Sebenarnya, masalah cinta bersemi di dalam kantor sangat dihindari manajemen perusahaan. Tak sedikit pula perusahaan yang mengemas aturan semacam kode etik untuk mewanti-wanti tumbuhnya rasa saling suka antar karyawan.

Lantas, mengapa cinta sesama kolega sangat dihindari perusahaan. Bukankah dengan bertebarnya benih-benih cinta di kantor akan membuat karyawan lebih rajin ke kantor disebabkan karena pergi ke kantor rasanya seperti pergi kencan. 

Memang memiliki sang pujaan hati di kantor menyenangkan di satu sisi. Tetapi perlu dipahami bahwa menjalin hubungan asmara di kantor bisa berdampak negatif jika hubungan asmara di tempat kerja berakhir memburuk. Salah satu imbasnya mampu mengendurkan profesionalitas. Apalagi kalau sedang bertengkar, rasanya jadi sangat muak untuk masuk kerja.

Visual dinamika hubungan asmara di kantor sebenarnya sudah banyak diadaptasikan ke dalam film. Salah satu film yang menceritakan risiko jatuh cinta sesama kolega berjudul “500 Days of Summer” yang disutradarai oleh Marc Webb.

Inti dari film itu bercerita mengenai seorang copywritter Tom Hansen (Joseph Gordon-Levitt) di sebuah perusahaan kartu ucapan. Melihat sosok Summer Finn (Zooey Deschanel) untuk pertama kali diperkenalkan oleh atasannya, Tom langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Singkat cerita, Tom mulai mendekati Summer. Summer yang saat itu didekati oleh Tom akhirnya mau menjadi teman dekat Tom. Hubungan mereka berjalan selayaknya sepasang kekasih. Namun naas bagi Tom karena Summer tidak ingin dianggap sebagai pacar Tom. 

Akhir cerita, Summer yang merasa tidak cocok lagi meninggalkan Tom sendirian. Tom yang merasa dighosting oleh sang pujaan hatinya membuat dia muak dengan kerjaan kantor. Ide-ide briliannya mampet. Semakin parah lagi ketika Summer Finn memilih resign dari kantornya.

Dari film ini bisa diambil kesimpulan betapa hubungan asmara sesama kolega sangatlah tidak sehat. Karena risikonya adalah karier yang menjadi taruhan.

Berdasarkan Journal of Business Inquiry yang terbit pada tahun 2009, menyoal perkara hubungan asmara sesama kolega di kantor bisa menyebabkan turunnya performa kerja seseorang. Profesionalitas karyawan juga akan berakhir memburuk jika hubungan percintaan berakhir dengan tidak baik.

Dampak negatif dari hubungan asmara yang gagal tidak bisa diabaikan begitu saja. Terutama bila sebelah pihak menyimpan dendam atau kemarahan. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa perusahaan bisa saja terkena dampak, karena hubungan dua kolega ini tidak akan akur lagi sebagaimana sebelumnya. Di tambah mereka harus tetap bersama dalam satu tim di tempat kerja.

Persoalan kekhawatiran akan turunnya produktivitas karyawan akibat menjalin hubungan cinta tidak selamanya berakhir buruk bagi perusahaan. Karena ada juga penelitian yang menunjukkan hasil positif seperti yang tertulis dalam jurnal berjudul Responding to Workplace Romance: A Proactive and Pragmatic Approach yang terbit pada tahun 2009.

Memang jika bicara masalah asmara sesama kolega di kantor banyak dinamika dan plus minusnya. Namun akankah sepadan dengan risiko yang akan dihadapi? Mampukah kita menghadapi konsekuensinya? Karena profesionalisme dalam pekerjaan sangat penting untuk dijaga. Karyawan juga dituntut untuk tetap bisa bekerja bersama dengan koleganya, dituntut bersikap cukup dewasa untuk menangani patah hati secara pribadi. [AKH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda