Beranda / Jurnalisme Warga / Menjaga Kedaulatan Rupiah dalam Kurikulum Pendidikan Aceh

Menjaga Kedaulatan Rupiah dalam Kurikulum Pendidikan Aceh

Sabtu, 25 Mei 2024 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Muhammad Putra Aprullah

Muhammad Putra Aprullah, S.E., Ak.,M.Si.,CA.,Gr, Penulis Modul Ajar CBP Rupiah Provinsi Aceh. [Foto: dok. pribadi untuk Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Jurnalisme Warga - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 Tahun 2024 dengan mengangkat tema “Bangkit Untuk Indonesia Emas” menjadi momentum untuk membangkitkan semangat generasi bangsa dalam membangun peradaban bangsa yang berdaulat pada seluruh aspek kehidupan dengan merajut kembali persatuan dan kesatuan, rasa nasionalisme dan cinta tanah air, meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), serta tegaknya nilai-nilai demokrasi demokrasi sehingga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia dapat terwujud. 

Namun demikian, bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan domestik dan global yang semakin meningkat dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu tantangan besar yang dihadapi saat ini yakni menjaga kedaulatan mata uang Rupiah dalam pasar domestik dan global.

Tantangan Mata Uang Rupiah

Tantangan utama yang dihadapi Rupiah dalam pasar domestik yaitu inflasi. Inflasi akan menyebabkan nilai riil Rupiah turun sehingga akan berpengaruh terhadap konsumsi dan investasi masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa akan mengurangi daya beli (purchasing power) masyarakat yang berdampak terhadap menurunnya produktivitas perekonomian secara makro. Isu pelemahan kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang asing, terutama mata uang utama global, yaitu Dolar Amerika Serikat yang berkisar Rp 15.500- Rp 16.100/ USD harus disikapi secara bijaksana oleh masyarakat Indonesia. 

Saat ini, sektor-sektor produksi di dalam negeri, seperti sektor industri manufaktur masih sangat tergantung dengan impor bahan baku sehingga pelemahan Rupiah terhadap mata uang asing akan mengurangi kapasitas produksi dan menaikkan biaya produksi. Peningkatan biaya produksi akan meningkatkan harga barang dan jasa produksi dalam negeri sehingga daya saing produk Indonesia di pasar domestik dan pasar global akan berkurang.

Masuknya produk-produk impor seperti kosmetik, elektronik, dan makanan telah mengubah perilaku masyarakat Indonesia menjadi lebih konsumtif terhadap produk impor. Produk impor, terutama dari China, memiliki daya saing tinggi dalam pasar domestik. 

Perilaku ini berbahaya bagi kedaulatan Rupiah karena banyak devisa negara terkuras untuk impor barang dan daya saing produk dalam negeri semakin berkurang. Jika kondisi ini terus berlanjut maka nilai Rupiah secara internal dan eksternal akan semakin menurun. Tentunya, kita tidak menginginkan hilangnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap mata uang Rupiah seperti yang dialami oleh masyarakat Zimbabwe.

Program Cinta Bangga Paham Rupiah

Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter di Indonesia, telah menyusun program menjaga kedaulatan Rupiah melalui program “Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah" yang diintegrasikasi dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. 

Pendidikan berperan penting dalam mengubah perilaku masyarakat, termasuk perilaku dalam berinteraksi dengan mata uang Rupiah. Program ini sedang dilaksanakan di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Bank Indonesia telah menyusun modul CBP Rupiah yang diintegrasikan dalam modul ajar mata pelajaran, IPAS untuk SD/MI, IPS untuk SMP/MTs, Ekonomi dan Pendidikan Pancasila untuk SMA/SMK/dan MA. 

Konsep Cinta Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk menyayangi Rupiah dengan mengenali Rupiah dan merawat Rupiah dengan baik, sedangkan konsep Bangga Rupiah merupakan perwujudan dari simbol kedaulatan bangsa dengan memahami Rupiah sebagai alat pembayaran yang SAH dan alat pemersatu bangsa. 

Konsep Cinta dan Bangga akan terwujud jika masyarakat memahami Rupiah. Konsep Paham rupiah merupakan perwujudan kemampuan Masyarakat untuk menggunakan Rupiah secara bijak dalam berbelanja guna mengoptimalkan peran Rupiah dalam perekonomian Indonesia.

 Untuk mewujudkan sasaran program ini, Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia Provinsi Aceh bersama Dinas Pendidikan Aceh, dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh telah menyusun program yang berjenjang untuk melaksanakan program CBP Rupiah sejak bulan Januari 2024. Dengan melibatkan guru-guru pilihan telah menyusun modul ajar yang adaptif dengan kondisi pembelajaran. 

Modul telah dibedah oleh guru-guru pilihan mata Pelajaran Ekonomi dan Pendidikan Pancasila dalam Training of Trainers (ToT) Cinta Bangga Paham Rupiah untuk Guru Ekonomi dan Pendidikan Pancasila Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA Provinsi Aceh mulai tanggal 14 s.d 16 Mei 2024 di Grand City Hall Medan, Sumatera Utara. Kegiatan yang diikuti oleh 39 guru terpilih dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Aceh merupakan tindak lanjut dari pengesahan Modul Ajar CBP Rupiah jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA pada tanggal 8 Maret 2024 di Banda Aceh oleh Kepala Perwakilan BI, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, dan Kadis Pendidikan Aceh.

Kegiatan yang dibuka bersama oleh perwakilan pimpinan Bank Indonesia, Prabu Dewanto, Kepala Dinas Pendidikan Aceh yang diwakili oleh Asbaruddin, dan kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh yang diwakili oleh Chairul Amri. 

Mereka memiliki komitmen bersama untuk mengintegrasikan CBP Rupiah dalam kurikulum sekolah/madrasah di Provinsi Aceh sebagai warna baru dalam konten materi kurikulum merdeka. Kegiatan ToT dibimbing langsung oleh narasumber dari Bank Indonesia, motivator dan trainer public speaking Dr. rer. Nat. Ilham Maulana S. Si, Content Creator dari Sembagi Project, dan Tim penyusun modul ajar cinta bangga paham Rupiah, yaitu Muhammad Putra Aprullah, S.E.,Ak.,M.Si.,CA.,Gr⁠ (Penyusun Modul Ajar Ekonomi) Dra. Ernayulis, M.Pd dan Nova Susanti, S.Pd (Penyusun Modul Ajar Pancasila), ⁠Zulbahri, S.Pd, M.Ed dan Eva Yunita, SE, M.Pd ( Analis Kurikulum dan Pembelajaran).

Peserta ToT dibekali dengan pendalaman materi kebanksentralan, sistem dan alat pembayaran, materi cinta bangga paham Rupiah, bedah modul, praktik mengajar CBP, public speaking, dan konten digital media sosial. Guru yang terpilih ini akan memperoleh sertifikat edukator CBP Rupiah dan akan menjadi guru pelopor CBP Rupiah dalam forum MGMP di kabupaten/kota di Provinsi Aceh. 

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi guru ekonomi dan pendidikan pancasila dalam memperkuat pendalaman materi kebanksentralan, sistem, dan alat pembayaran dalam forum MGMP di kabupaten/kota provinsi Aceh. Program ini mengharapkan pengintegrasian konsep CBP Rupiah mampu dintegrasikan oleh guru-guru dalam satuan pendidikan masing-masing.

Dengan semangat Hari Kebangkitan Bangsa (Harkitnas) Tahun 2024, Guru edukator CBP Rupiah memiliki motivasi yang kuat mengikuti kegiatan ini sebagai bentuk perjuangan menjaga kedaulatan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mereka siap menyusun dan melaksanakan rencana tindak lanjut kegiatan ToT ini dengan baik yang akan berimbas terhadap peningkatan kesadaran generasi muda Aceh terhadap cinta bangga paham Rupiah. 

Mari kita wujudkan Aceh sebagai pioneer pendidikan dalam menjaga kedaulatan Rupiah di bumi Nusantara. Indonesia Emas bangkit dengan Rupiah yang berdaulat. [**]

Penulis: Muhammad Putra Aprullah, S.E., Ak.,M.Si.,CA.,Gr (Penulis Modul Ajar CBP Rupiah Provinsi Aceh)

Biodata Penulis:

Muhammad Putra Aprullah, S.E., Ak., M.Si.,CA.,Gr adalah Penulis Modul Ajar CBP Rupiah Provinsi Aceh yang saat ini berprofesi sebagai Guru MAN 1 Banda Aceh yang sedang menempuh Pendidikan Doktor Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala. 

Penulis menyelesaikan S-1 Akuntansi, profesi Akuntan, dan program Magister Akuntansi dari Universitas Syiah Kuala. Penulis menyelesaikan pendidikan profesi guru dari Universitas Negeri Malang. Penulis saat ini sedang menempuh Pendidikan Doktor Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala. 

Penulis telah meraih banyak prestasi kompetisi olimpiade sains bidang Ekonomi dan Akuntansi tingkat nasional sehingga memperoleh penghargaan sebagai guru inspiratif, inovasi, dan berprestasi dari Walikota Banda Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Kakanwil Kemenag Aceh Award tahun 2022. 

Selama lima tahun terakhir, penulis juga sangat aktif menggeluti bidang pembimbingan siswa olimpiade sains dan kepenulisan buku. Penulis telah berhasil menulis enam proceeding jurnal internasional, satu penelitian tindakan kelas, empat karya tulis berupa best practice, tiga artikel populer, tujuh buku publikasi penerbit, empat modul ajar, dua buku LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), dan dua buku UKBM (Unit Kegiatan Belajar Mandiri). Penulis memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan potensi diri yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan Indonesia.

Keyword:


Editor :
Indri

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda