Beranda / Indonesia-SEZ / Solusi Rektor Unsyiah untuk KEK Arun

Solusi Rektor Unsyiah untuk KEK Arun

Rabu, 07 November 2018 18:04 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Humas Unsyiah

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh -  Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Samsul Rizal MEng menilai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun hingga saat ini masih berjalan ditempat meski KEK sudah berjalan 2 tahun.

"Ya walapun sudah ada direktur yang diangkat untuk pengelolaan KEK, tetapi masih stagnan," katanya.

Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah karena Pemerintah Aceh harus menyerahkan saham untuk KEK Arun namun Pemerintah Aceh belum  mempunyai dana untuk itu.

"Sebenarnya ada beberapa dana dari Pemerintah Aceh yang bisa ditempatkan menjadi saham pada KEK Arun, seperti dana pendidikan yang jumlahnya mencapai Rp 1,2 triliun , dana tersebut sempat juga diminta menjadi dana abadi namun tidak disetuji Mendagri. Namun untuk menempatkan dana untuk saham KEK butuh komitmen bersama antara Pemerintah Aceh dan DPRA," kata Samsul Rizal.

Dikatakan Rektor, karena  tidak ada saham  dari Pemerintah Aceh maka tiga  perusahaan lainnya yang tergabung dalam KEK Arun tidak akan  jalan, ketiga perusahaan yang dimasud adalah Pelindo, Pertamina dan Pupuk Iskandar Muda.

Solusi lain menurut Rektor agar KEK berjalan adalah Pemerintah Aceh dalam hal ini Plt Gubernur Aceh  meminta kepada Presiden agar seluruh atau sebagian aset Arun itu dipinjampakaikan untuk Pemerintah Aceh minimal selama 20 tahun. Sehingga itu menjadi modal bagi Aceh untuk bernegosiasi dengan perusahaan tiga perusahaan itu.

Rektor melihat hingga saat ini  belum ada  master plan yang sudah dibuat terkait KEK Arun, sehingga masih berjalan di tempat.

Samsul menambahkan, di kawasan KEK itu sebenarnya ada  pelabuhan Krueng Geurukuh yang bisa dioperasikan secara maksimal, dimana saat ini pelabuhan itu hanya bisa dipakai untuk ekspor.

"Plt Gubernur Aceh harus meminta agar pelabuhan itu juga bisa mpor. lebih tepatnya memita kebijakan khusus. Kemudian beberapa kawasan yang juga harus dihidupkan kembali, katakanlah kertas kraft, kalau kurang bahan baku disana bisa langsung impor lewat pelabuahan itu," katanya.

Rektor Unsyiah dua periode itu yakin jika KEK berjalan dengan baik maka perekonomian di kawasan itu akan tumbuh kembali. Denyut ekonomi Arun akan kembali berdetak, masyarakat Aceh akan menerima manfaatnya.


Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda