Beranda / Berita / Nasional / Abai Prokes, 2 Dusun di Sleman Dalam Pantauan

Abai Prokes, 2 Dusun di Sleman Dalam Pantauan

Jum`at, 28 Mei 2021 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Sumber : cnnindonesia.com

DIALEKSIS.COM | Yogyakarta - Kasus Covid-19 yang diduga akibat pengabaian protokol kesehatan dalam halal bihalal antar-warga di dua dusun di Sleman, Yogyakarta, di masa lebaran 2021 bertambah menjadi 52 kasus.

Pertama, Dusun Nglempong, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Ngemplak I Seruni Anggreni Susila mengatakan pihaknya mendapati 35 kasus baru dari hasil penapisan atau screening massal melalui tes polymerase chain reaction (PCR) terhadap puluhan warga di Nglempong. Sebelumnya, telah terdeteksi 12 kasus pada wilayah tersebut, Kamis (27/5).

"Berarti sekarang totalnya (di Nglempong) 47 kasus," kata Seruni lewat sambungan telepon, Jumat (28/5).

Kedua, Dusun Degolan, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY, dengan temuan empat kasus baru. Daerah ini bersebelahan dengan Dusun Nglempong.

Seruni menyebut temuan kasus ini berdasarkan hasil telusur atas temuan satu kasus yang memiliki riwayat berkunjung ke rumah pasien lainnya di Nglempong.

"Total dua dusun Nglempong dan Dogelan itu 52 kasus," terangnya.

Seruni menyebut penyebaran virus Corona di dua wilayah ini memiliki benang merah. Sebagian besar pasien setelah ditelusuri, ternyata sempat melakukan aktivitas halal bihalal atau saling mengunjungi saat Lebaran kemarin.

"Mereka mengakui memang ada kegiatan berkunjung, namun namanya virus kita tidak bisa tahu nempelnya itu kapan," ujar Seruni.

"Kegiatan kunjung mengunjungi ini dan rupanya tidak terlalu menerapkan prokes karena mereka ada kontak langsung, bersalaman, cium pipi kanan kiri, dan segala macam. Ada juga beberapa yang menyelenggarakan makan bersama begitu," lanjut dia.

Bukan hanya di satu rumah, kegiatan saling berkunjung ini dilakukan para warga di beberapa lokasi. Sehingga, kata Seruni, tidak mengherankan jumlah kasus bisa bertambah sedemikian banyak.

"Ada beberapa warga yang memang membuka pintunya untuk kunjungan itu. Sebagian kecil memang warga yang patuh dengan prokes tidak ikut dalam kegiatan kunjung-mengunjungi. Kemarin kami ikutkan screening juga hasilnya memang negatif," ungkap Seruni.

Sebagian besar pasien, menurut Seruni, akan segera dipindahkan ke Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 (FKDC) milik Kabupaten Sleman. Yakni, Rusunawa Gemawang. Hanya 3 pasien dari Nglempong yang menjalani isolasi mandiri.

Sementara semua pasien di Degolan diizinkan melakukan isolasi mandiri lantaran mereka merupakan satu keluarga yang tinggal serumah. Satgas Covid-19 tingkat dusun bisa lebih mudah mengawasi.

"Sebagian besar semua OTG (orang tanpa gejala). Ada yang riwayat bergejala ringan ada yang anosmia tapi saturasinya baik semua," jelas Seruni.

Seruni berujar, penelusuran kontak erat pasien masih terus berlanjut. Sedangkan di kedua dusun diberlakukan pembatasan kegiatan. Seluruh aktivitas sosial sementara waktu ditiadakan.

"Rencananya setelah nanti evakuasi (pasien ke FKDC) selesai akan dilakukan dekontaminasi lingkungan. Kemudian untuk menjaga psikologis warga tidak pakai istilah lockdown lagi, tapi hanya pengetatan aktivitas terbatas," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga penduduk RT 01 dan 02 RW 15 di Dusun Nglempong terpapar Covid-19. Sebagian besar kasus diduga dipicu kegiatan halal bihalal atau aktivitas saling berkunjung saat hari raya Lebaran kemarin.

Serangkaian kasus mulai terdeteksi ketika dua orang warga di RT 01 dan 02 dinyatakan positif pada 19 Mei 2021. Keduanya punya riwayat berkunjung ke rumah warga saat hari raya lalu.

Selain di Kecamatan Ngemplak, klaster Corona di Sleman juga ada di Padukuhan Ngaglik, Caturharjo, Sleman. Hingga 25 Mei, kasusnya mencapai 55 orang.

(kum/arh)


Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda