Beranda / Berita / Nasional / Begini Transformasi Wakaf Era Sri Mulyani

Begini Transformasi Wakaf Era Sri Mulyani

Senin, 25 Januari 2021 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan pertumbuhan dana pembiayaan negara berbasis syariah khususnya lewat wakaf. Bahkan Sri Mulyani mengatakan, terjadi transformasi dari bentuk pengelolaan wakaf dari hanya properti, kini menjadi tunai bahkan sukuk.

Hal itu disampaikan saat pemerintah resmi meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah secara virtual pada Senin ini (25/1/2021).

Sri Mulyani mengatakan wakaf dana tunai yang telah terkumpul dan dititipkan di perbankan nasional jumlahnya mencapai Rp 328 miliar per 20 Desember 2020.

"Adapun dana proyek Project Based wakaf pada periode tersebut mencapai Rp 597 miliar," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, di Indonesia, wakaf telah berkembang dengan sangat baik tapi umumnya masih berupa properti tanah dan bangunan untuk kepentingan umat seperti masjid, ,madrasah, pesantren dan pemakaman.

Dalam beberapa tahun terakhir, para stakeholder kemudian berusaha mengembangkan wakaf uang untuk dikelola secara produktif, amanah, dan profesional sehingga dapat memperkuat Islamic social safety net alias jaring pengamat sosial berbasis syariah bagi masyarakat.

"Contoh di tahun lalu Badan Wakaf Indonesia (BWI), dan para nazir wakaf uang memobilisasi wakaf uang dan investasikan kepada kas wakaf link sukuk atau CWLS (Cash Waqf Linked Sukuk), sebuah instrumen baru diterbitkan pemerintah, Kemenkeu, di mana imbal hasil dari kas wakaf link sukuk digunakan untuk biaya berbagai program sosial."

Saat ini, kata Menkeu, sudah terkumpul lebih dari Rp 54 miliar dalam bentuk kas wakaf link sukuk.

"Gerakan nasional wakaf uang diharapkan menguatkan dan mengembangkan lebih jauh berbagai inisiatif yang sudah berjalan untuk menjaga momentum gerakan kas wakaf uang, KEKS [Kawasan Ekonomi Syariah Khusus], BWI dan lembaga terkait untuk laksanakan berbagai program edukasi dan sosialisasi wakaf uang untuk tingkatkan literasi dan kesadaran masyarakat dalam berwakaf."

Di Indonesia, sebelum lahirnya UU No. 41 tahun 2004, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa tentang Wakaf Uang, (11/5/2002).

Definisi wakaf uang (Cash Wakaf/Wagf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. Adapun termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.

Menurut MUI, wakaf uang hukumnya jawaz (boleh), wakaf uang juga hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar'i, sementara nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan.

Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, sejalan berkembangnya ekonomi dan keuangan syariah, filantropi Islam yang mencakup zakat, infaq, sedekah, dan wakaf merupakan bagian yabg berpotensi sangat besar untuk dikembangkan.

"Sektor dana sosial syariah memilik potensi besar dalam turut mengatasi upaya masalah pembangunan, kemiskinan dan tingkatkan kesejahteraan masyarakat," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Menkeu menjelaskan pemerintah juga terus meningkatkan instrumen pembiayaan berbasis syariah, termasuk lewat wakaf tunai.

"Kami terus tingkatkan instrumen pembiayaan berbasis syariah makin meningkat dan dinikmati masyarakat baik Indonesia maupun dunia, tahu ini kami terus meningkatkan surat berharga syariah nasional (SBSN) dihubungkan dengan proyek. Tahun ini, ada lebih dari Rp 27 triliun proyek-proyek yang didanai melalui SBSN," jelasnya [cnbcindonesia.com].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda