Beranda / Berita / Nasional / Demi Keamanan Masyarakat, BBPOM Sidak Takjil PKL di Bundaran ITS

Demi Keamanan Masyarakat, BBPOM Sidak Takjil PKL di Bundaran ITS

Rabu, 22 Mei 2019 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Kolase Foto BBPOM bersama Petugas Keamanan Pangan Daerah dan Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi dalam melalukan sidak makanan takjil, Selasa (21/5/2019) di bundaran ITS. (Foto: Ist.)

DIALEKSIS.COM | Surabaya - Beredar kabar bahwa masih banyak pedagang yang sengaja atau tidak tahu pada barang dagangannya yang mengalami bahan kimia berbahaya.

Maka, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) I Surabaya bersama Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi Jawa Timur mengelar sidak pengawasan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan bunderan depan gapura ITS Surabaya.

"Kami berjejaring dengan Petugas Keamanan Pangan Daerah dan Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi dalam melalukan sidak makanan takjil. Kegiatan ini bertujuan untuk kepuasan dan keamanan masyarakat dalam memperoleh makanan yang sehat saat buka puasa," ucap Kepala BBPOM Surabaya I Made Bagus Gerametta kepada awak media pasca sidak, Selasa (21/5/2019).

I Made menjelaskan, ada 25 sampel yang diambil dari para pedagang yang  langsung diperiksa. Untuk kriteria makanan yang dijadikan sampel ialah makanan yang kami curigai seperti kalau boraks biasanya untuk bahan pengenyal seperti di jajan pentol atau mie. 

"Kalau pewarna Rhodamin B biasanya digunakan untuk pewarna sirup atau saus. Formalin biasanya untuk pengawet makanan. Setelah dilakukan pemeriksaan dari sampel tersebut didapatkan beberapa makanan mengandung bahan kimia berbahaya yaitu, ditemukan satu sample cincau, dua sampel kerupuk yang mengandung boraks dan satu sample es sirup yang mengandung pewarna Rhodamin B," ungkapnya.

Untuk upaya tindak lanjut dari temuan ini, Made menambahkan, tentu pedagang terkait akan mendapatkan sosialisasi tentang bahaya penggunaan bahan-bahan kimia tersebut. 

"Pengusaha ada tiga macam ada yang tidak tahu. Ada yang pura-pura tidak tahu dan menambahkan bahan kimia tersebut, serta ada yang tidak mau tahu. Mereka akan ditindak tentunya dengan melibatkan Dinas terkait," beber I Made.

Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Ina Mahanani mengatakan, akan ada upaya pembinaan kepada pada pedagang tentang penggunaan zat-zat berbahaya tersebut. 

"Tentu akan ada pembinaan untuk para pedagang tentang bahaya zat tersebut. Agar masyarakat juga mendapatkan makanan sehat dan terjamin aman saat berbuka puasa," tuturnya.

Perlu diketahui, zat-zat kimia berbahaya yang masuk ke tubuh melalui makanan tentunya akan berakibat buruk bagi kesehatan di kemudian hari. Misalnya, pewarna Rodhamin B bila terus dikonsumsi oleh tubuh, juga dapat memicu kanker di lain hari. (ari)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda