DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dua pelajar asal Provinsi Aceh berhasil mengharumkan daerahnya setelah terpilih sebagai pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025). Mereka adalah Muhammad Ridho dan Nathania Putri Diwansyah.
Ridho, lahir di Langsa pada 6 Mei 2009, saat ini tercatat sebagai siswa SMAN Modal Bangsa. Remaja berusia 16 tahun ini tinggal di Kota Langsa dan dikenal gemar menekuni olahraga tinju.
Sementara itu, Nathania Putri Diwansyah atau akrab disapa Anyak, lahir di Banda Aceh pada 17 Mei 2009. Ia merupakan siswi SMAN 1 Banda Aceh dan memiliki hobi bermain pianika serta recorder.
Dalam perbincangan dengan Diary Paskibraka Liputan6.com, Nathania mengaku sempat beberapa kali dilatih sebagai Pembawa Baki.
“Baru tiga kali,” ucapnya.
Meski menyimpan harapan untuk bisa menjadi Pembawa Baki Paskibraka Nasional 2025, ia menegaskan tetap legowo jika kesempatan itu jatuh pada rekannya.
“Siapa pun yang akan jadi Pembawa Baki, ya sudah, terima saja,” ujarnya tenang.
Nathania mengisahkan awal mula dirinya ikut seleksi. Saat sekolah membuka pendaftaran Paskibraka tingkat kota, ia memberanikan diri mendaftar, meski sempat minder karena merasa tinggi badannya kurang ideal.
“Awalnya mikir kayaknya nggak bakal lolos, karena rata-rata tinggi nasional kan mereka tinggi-tinggi. Tapi saya terus berusaha,” katanya sambil tersenyum.
Usahanya membuahkan hasil. Saat pengumuman seleksi nasional tiba, Nathania tak kuasa menahan tangis haru ketika namanya dipanggil sebagai perwakilan Aceh.
“Abi sama Umi langsung berpelukan dan bilang ‘Alhamdulillah Anyak lewat’,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Bagi Nathania, menjadi bagian dari Paskibraka adalah bentuk pengabdian untuk bangsa.
“Menurut saya, Paskibraka itu organisasi yang terhormat karena bisa mengibarkan duplikat bendera pusaka kita,” tegasnya.
Kehadiran Muhammad Ridho dan Nathania Putri Diwansyah di Istana Merdeka menjadi bukti kerja keras dan semangat generasi muda Aceh untuk berkontribusi dalam momen sakral kenegaraan.