Kamis, 15 Mei 2025
Beranda / Berita / Nasional / Ekspor Rajungan Tembus USD 513 Juta, KKP Genjot Budidaya Berkelanjutan

Ekspor Rajungan Tembus USD 513 Juta, KKP Genjot Budidaya Berkelanjutan

Rabu, 14 Mei 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri

Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mendorong pengembangan budidaya rajungan untuk menjaga kelestarian populasi di alam sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar ekspor. [Foto: dok. KKP]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pengembangan budidaya rajungan untuk menjaga kelestarian populasi di alam sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar ekspor.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu mengatakan, permintaan rajungan terus meningkat di pasar internasional seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Uni Eropa. Hal ini dinilai bisa berdampak buruk jika penangkapan hanya dilakukan dari alam.

"Budidaya rajungan adalah langkah strategis agar ekosistem tetap terjaga. Selain itu, ini juga membuka peluang ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat pesisir," ujar Tb Haeru dalam keterangan resmi, Rabu (14/5/2025).

Rajungan kini menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Pada 2024, nilai ekspor rajungan dan kepiting mencapai USD 513,35 juta atau sekitar 8,6 persen dari total ekspor perikanan nasional. Komoditas ini menempati urutan keempat setelah udang, tuna-cakalang, dan cumi-sotong-gurita.

Kolaborasi Teknologi Pembenihan

Salah satu upaya yang dilakukan KKP adalah menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.

Selama setahun terakhir, BBPBAP dan APRI telah mengembangkan teknologi pembenihan rajungan, terutama dalam menghadapi fase kritis dari zoea menjadi megalopa. Penanganan mencakup manajemen kualitas air, pemberian pakan, serta pemenuhan nutrisi optimal.

“Teknologi pembenihan ini menjadi peluang menjanjikan untuk mendukung ekonomi biru yang berkelanjutan,” ujar Wita Setioko, Board of Director APRI.

Hasilnya, sekitar 250 ribu ekor crablet telah dilepasliarkan di perairan Situbondo sebagai bagian dari program restocking.

“Target kami adalah agar hatchery milik APRI mampu memproduksi crablet secara rutin dan berkelanjutan,” kata Kepala BBPBAP Jepara, Supito.

Sudah Produksi 3,5 Juta Crablet

BBPBAP Jepara sejatinya telah memiliki pengalaman panjang dalam budidaya rajungan. Sejak 2004, balai ini berhasil memproduksi crablet, dan sejak 2016 telah mendistribusikan sekitar 3,5 juta ekor ke berbagai daerah seperti Jepara, Demak, Pati, Lamongan, Pangandaran, hingga Brebes dan Pekalongan.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi KKP dalam menjaga keseimbangan antara pemanfaatan ekonomi dan konservasi sumber daya laut. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    diskes
    hardiknas