Senin, 13 Oktober 2025
Beranda / Berita / Nasional / Gerakan Gemar Makan Telur: Penguatan Ketahanan Pangan dan Pencegahan Stunting

Gerakan Gemar Makan Telur: Penguatan Ketahanan Pangan dan Pencegahan Stunting

Minggu, 12 Oktober 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya penguatan ketahanan pangan dan gizi nasional melalui gerakan konsumsi telur sebagai sumber protein hewani yang terjangkau dan bernilai tinggi. [Foto: dok. Bapanas]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan pentingnya penguatan ketahanan pangan dan gizi nasional melalui gerakan konsumsi telur sebagai sumber protein hewani yang terjangkau dan bernilai tinggi. 

“Gerakan gemar makan telur dapat menjadi langkah strategis dalam pencegahan stunting. Telur merupakan sumber protein hewani berkualitas tinggi dan terjangkau, sangat efektif sebagai asupan tambahan bagi ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta anak usia sekolah,” ujar Arief dalam keterangan resmi yang diterima pada Minggu (12/10/2025).

Arief juga mengapresiasi kontribusi besar para peternak dan pelaku usaha telur di Ponorogo dalam memenuhi kebutuhan protein hewani nasional.

“Kita di Jakarta dan berbagai daerah tidak akan bisa menikmati telur tanpa kerja keras para peternak, terutama di Ponorogo dan Jawa Timur. Telur merupakan pangan sederhana yang kaya akan protein, vitamin A, B, D, kolina, dan taurin yang penting bagi perkembangan kecerdasan anak. Oleh karena itu, mari biasakan konsumsi telur setiap hari,” tambah Arief.

Konsumsi telur yang cukup dapat berkontribusi menurunkan prevalensi ketidakcukupan gizi (Prevalence of Undernourishment/PoU). Berdasarkan data tahun 2024, angka PoU nasional turun menjadi 8,27 persen dari sebelumnya 8,53 persen, meskipun masih di atas target nasional 5 persen. Sementara itu, angka PoU di Jawa Timur tercatat sebesar 8,40 persen.

“Oleh sebab itu, kegiatan seperti ini sangat penting untuk mendorong peningkatan konsumsi telur demi perbaikan gizi masyarakat dan penurunan angka PoU. Gerakan ini juga memperlihatkan kolaborasi sinergis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, koperasi, BUMN pangan, dan peternak dalam memperkuat ketahanan pangan nasional,” jelas Arief.

Untuk memperkuat ekosistem pangan tersebut, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa pemerintah telah meluncurkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung. Program ini menargetkan penyaluran 52,4 ribu ton jagung dengan harga maksimal Rp 5.500 per kilogram untuk membantu peternak mikro, kecil, dan menengah.

“Langkah ini merupakan upaya menjaga keseimbangan harga di tingkat peternak dan konsumen, sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo. Kami juga sedang menyiapkan model hilirisasi telur berbasis koperasi desa agar pasokan telur bisa menjangkau rumah tangga secara langsung. Dengan mengonsumsi telur, selain memperkuat gizi, masyarakat juga turut menjaga kesejahteraan peternak,” pungkas Arief. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bank aceh