DIALEKSIS.COM | Jakarta - Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) Internasional edisi perdana mengusung logo bentuk utama kunci (miftah). Logo ini tidak hanya menjadi identitas visual, tetapi juga merepresentasikan visi besar pesantren dalam menjawab tantangan zaman melalui warisan keilmuan kitab turats.
Logo MQK 2025 mencerminkan empat nilai kunci yang menjadi pesan inti kegiatan: ilmu, peradaban, perdamaian, dan kelestarian lingkungan. Kunci ini menjadi simbol pembuka wawasan, menegaskan peran kitab kuning sebagai sarana memahami Islam secara mendalam, kontekstual, dan relevan dengan persoalan kontemporer.
Makna Simbolik Logo
Logo dirancang membentuk kaligrafi huruf MQK yang menyerupai siluet kunci. Setiap goresannya menggambarkan Kunci Ilmu, yang menandai keterbukaan terhadap khazanah pengetahuan klasik pesantren; Kunci Peradaban, sebagai penegasan bahwa ilmu adalah pilar kebangkitan umat; Kunci Perdamaian, yang bersumber dari tradisi dialog, tasamuh (toleransi), dan hikmah; serta Kunci Kelestarian Lingkungan, yang berangkat dari ajaran Islam tentang amanah memelihara bumi.
Di bagian tengah logo terdapat buku terbuka dalam lingkaran, simbol dari kitab turats yang menjadi ruh MQK. Buku ini tak hanya melambangkan pusat pengetahuan, tetapi juga mengandung nilai inklusivitas dan dialog global. Lingkaran yang mengelilinginya menggambarkan keterbukaan ilmu untuk semua manusia lintas bangsa dan generasi.
Logo ini juga menyisipkan dua titik pada huruf Qaf, yang memberi ruang tafsir mendalam. Dua titik ini dimaknai sebagai Dualitas dunia dan akhirat, mencerminkan kesadaran bahwa ilmu tak berhenti pada urusan duniawi; Simbol keseimbangan, sebagai ajakan menjaga harmoni antara nalar dan spiritualitas, serta relasi manusia dengan alam; serta Ikon perdamaian dan kelestarian, dua pilar utama dalam tema MQK 2025.
Warna coklat tua dan coklat muda yang mendominasi logo juga tidak dipilih secara kebetulan. Coklat tua menggambarkan akar keilmuan yang kuat, simbol keteguhan pesantren dalam menjaga nilai tradisi dan spiritualitas. Coklat muda menyiratkan pencerahan, kehangatan, dan semangat untuk berbagi ilmu secara damai dan inklusif.
Dengan tema besar “Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats”, logo MQK 2025 menjadi penanda bahwa pesantren tidak hanya berkutat pada lokalitas, tetapi juga memiliki misi peradaban global.
“Logo ini bukan sekadar visual, tetapi cermin dari semangat pesantren dalam membangun masa depan yang damai, lestari, dan berakar pada keilmuan Islam yang autentik,” ungkap Ketua Panitia MQK 2025 dalam pernyataannya.
Melalui MQK Nasional ke-8 dan MQK Asia Tenggara ke-1, Indonesia menegaskan komitmennya sebagai pusat moderasi Islam dan penjaga warisan kitab kuning, sekaligus mitra dunia dalam membangun masa depan yang berkeadaban. [*]