Beranda / Berita / Nasional / Jonan Ragu Pegawai PLN Akan Mogok

Jonan Ragu Pegawai PLN Akan Mogok

Kamis, 13 Desember 2018 23:04 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan


DIALEKSIS.COM | Semarang - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menanggapi ancaman Serikat Pekerja PT PLN (Persero) akan melakukan aksi mogok. Dia meragukan, pihak yang melakukan tuntutan tersebut bagian dari serikat pekerja, sebab berdasarkan informasi yang dia dapat para Pekerja PLN tidak akan melakukan aksi mogok.

"Tanya saja, itu pegawai PLN bukan?" kata Jonan, saat meninjau kesiapan PLN dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru, di Area Pengatur Beban (APB) PT PLN (Persero) Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di Ungaran, Semarang, Kamis (13/12).

Menurut Jonan, sebagai pelayan masyarakat tidak pantas melakukan aksi mogok, sebab memiliki tanggung jawab terhadap negara dan masyarakat. Jonan pun mempertanyakan loyalitas pihak yang akan mogok.

"Pelayan publik kok mau mogok, itu hatinya untuk bangsa negara atau bukan?" tuturnya.

Mengamini dugaan Jonan, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin menyatakan, pihak yang mengatasnamakan Serikat Pekerja PLN sudah tidak lagi berkarir di PLN. Dia pun membantah ada 35 ribu karyawan PLN yang akan melakukan mogok.

"Yang ngomong itu ketua serikat pekerja yang sudah pensiun, dia nggak punya anggota banyak, dia ngomong 35 ribu nggak ada," tandasnya.

Rencana aksi serikat pekerja tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi PLN saat ini sangat mengkhawatirkan dipandang dari berbagai segi. Di antaranya adalah, kasus suap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau 1 yang sedang ditangani Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), kasus ini membuat citra PLN jatuh.

Kekhawatiran berikutnya adalah kondisi keuangan PLN yang mengalami kerugian yang mencapai Rp. 18,48 Triliun pada triwulan 3 2018. Atas kondisi keuangan PLN tersebut, harus ada peninjauan ulang dari sisi penggunaan energi primer, karena menjadi beban pembiayaan terbesar di PLN.

Dia pun mengkritisi pembangunan infrastruktur kelistrikan, khususnya pembangkit listrik yang masuk dalam program 35 ribu Mega Watt (MW). Sebab pembangunan pembangkit tersebut kebanyakan diserahkan ke swasta, dengan semakin mendominasinya listrik swasta maka pembelian produksi listrik dari pembangkit tersebut akan meningkatkan penggunaan mata uang dollar Amerika, kemudian berujung terpuruknya rupiah terhadap dollar Amerika. 

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda