Beranda / Berita / Nasional / Kasus Pelecehan Seksual Dosen, Rektor Unipar Jember Mundur

Kasus Pelecehan Seksual Dosen, Rektor Unipar Jember Mundur

Sabtu, 19 Juni 2021 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Sumber : Dok. cnnindonesia.com

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Rektor Universitas PGRI Argopuro (Unipar) Jember berinisial RS mengundurkan diri setelah tersangkut kasus pelecehan seksual pada seorang dosen. RS sebelumnya mengakui perbuatan tersebut dan berdalih khilaf.

RS mundur atas permintaan pihak Yayasan PGRI karena perbuatannya dinilai telah melakukan pelanggaran berat.

"Yang bersangkutan sudah mengundurkan diri dari jabatannya berdasarkan keputusan pada 17 Juni 2021," kata Kepala Biro III Humas, Perencanaan, dan Kerja Sama Unipar Jember Ahmad Zaki Emyus seperti dilansir dari Antara.

Ia mengatakan kasus pelecehan seksual tersebut merupakan perbuatan pribadi yang dilakukan oleh petinggi Unipar, bukan institusi lembaga kampus. Karena itu pihak yayasan sudah melakukan langkah-langkah sesuai dengan ketentuan.

Secara resmi jabatan rektor digantikan oleh Budi Hadi Prayogo yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor 1.

Sebelumnya RS mengakui perbuatan pelecehan pada seorang dosen wanita berinisial HI di sebuah hotel di Pasuruan dalam sebuah acara diklat. Ia mengakui perbuatannya itu salah dan sudah meminta maaf.

"Saya mengetuk kamar Mbak HI untuk mengajak makan karena waktunya makan. Saat pintu kamar dibuka, tiba-tiba saya spontan ingin mencium dia, namun yang bersangkutan mengelak. Saat itu juga saya meminta maaf dan keluar," kata RS.

Menurutnya tak ada paksaan lagi saat kejadian tersebut.

RS sebelumnya mengaku sudah menerima surat peringatan (SP) 1 dan menganggap masalahnya selesai.

"Namun saya tidak tahu ada pihak-pihak yang menginginkan jabatan rektor dan meminta saya mundur, akhirnya saya mengundurkan diri," katanya.

Terkait kasus ini, suami korban sudah melaporkan ke Yayasan PGRI Jember.

Dalam laporan tersebut, dugaan pelecehan diduga tak hanya terjadi di hotel namun juga di mobil dalam perjalanan dari Jember menuju Pasuruan.

Soal dugaan pelecehan di dalam mobil ini RS membantahnya. Menurutnya kejadian dipolitisir sehingga meluas.

"Saat itu kaki saya capek dan butuh untuk meluruskan kaki, sehingga tanpa sengaja kaki saya menyenggol tangannya karena yang bersangkutan duduk di depan di samping sopir, sedangkan saya duduk bersama dosen laki-laki lainnya, sehingga tidak mungkin saya melakukan itu," ujarnya pula.

(Antara/sur)

Sumber : cnnindonesia.com

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda