DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah berhasil mencetak lompatan besar dalam sektor pertanian berkat sinergi kebijakan lintas kementerian. Produksi gabah dan serapan beras nasional mencapai angka tertinggi dalam dua dekade terakhir, menjadi bukti nyata bahwa kebijakan strategis di bidang pupuk, distribusi, dan penyerapan hasil panen memberi hasil signifikan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa ketahanan pangan menjadi modal penting di tengah ketidakpastian global. Ia menyoroti bagaimana intervensi kebijakan yang tepat waktu telah memperkuat sektor pertanian.
“Kinerja sektor agriculture kita lagi bagus, terutama sesudah kita mengalami el Nino beberapa tahun terakhir. Itu prestasi di saat dunia goncang, kalau sektor pangan tenang maka itu adalah modal yang kuat,” ujar Sri Mulyani yang dilansir pada Jumat (2/5/2025).
Langkah cepat pemerintah melalui Kementerian Pertanian dalam menyalurkan subsidi pupuk sejak awal tahun dinilai menjadi kunci keberhasilan. Menurut Menkeu, pemberian subsidi yang tepat waktu dan reformasi distribusi yang dilakukan telah berdampak langsung pada hasil panen.
“Musim tanam berjalan baik, subsidi pupuk dilakukan secara sangat dini dan dengan reform di sektor distribusi pupuk, Ini yang menyebabkan kenapa banyak panen sangat bagus,” lanjutnya.
Tak hanya itu, peran aktif Perum Bulog dalam menyerap gabah petani turut menjaga stabilitas harga dan mendorong peningkatan stok beras nasional. Pemerintah bahkan menggelontorkan anggaran sebesar Rp16,6 triliun guna memperkuat daya serap Bulog selama panen raya.
“Kita menginjeksi Bulog sebesar Rp16,6 triliun, waktu tanamnya pas, pupuknya pas, dan waktu panennya distabilkan,” jelas Sri Mulyani.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga menyampaikan capaian yang disebut sebagai tertinggi dalam puluhan tahun terakhir. Hingga April 2025, produksi gabah mencapai 13,9 juta ton, dan stok beras di gudang Bulog menyentuh angka 3,25 juta ton, tertinggi dalam 23 tahun terakhir.
“Pertama, capaian stok beras kita tertinggi selama 23 tahun. Bahkan bisa jadi itu selama merdeka,” kata Mentan. “Produksi kita lompatannya tertinggi juga sesuai BPS, bukan kata saya,” tegasnya.
Dengan serapan harian mencapai lebih dari 51 ribu ton dan tambahan sewa gudang sebesar 1,15 juta ton, pemerintah menunjukkan keseriusannya menjaga ketersediaan beras nasional, sekaligus menstabilkan harga di tingkat petani dan konsumen. [red]