Beranda / Berita / Nasional / Kemenag Protes ke Saudi Buntut Jemaah Haji Terlantar di Muzdalifah

Kemenag Protes ke Saudi Buntut Jemaah Haji Terlantar di Muzdalifah

Kamis, 29 Juni 2023 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Agama RI menyampaikan protes keras terhadap Mashariq, penyediaan layanan di Arafah - Muzdalifah - Mina (Armina) Arab Saudi, atas insiden terlantarnya jemaah haji Indonesia di Muzdalifah selama berjam-jam, pada Rabu, (28/6/2023). 

Diketahui keberangkatan jemaah ke Mina mengalami keterlambatan akibat tidak adanya bus yang mengangkut jemaah pada waktu tersebut. Kini, layanan konsumsi di Mina juga tidak terdistribusi dengan baik dan lancar. Potensi lainnya adalah ketersediaan kasur yang tidak sesuai jumlah jemaah.

"Kita sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kita juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief di Mina, Kamis, (29/6/2023).

"Kita akan terus kawal ini, agar Mashariq bergerak lebih cepat dalam penyiapan layanan bagi jemaah haji," lanjutnya.

Protes keras disampaikan ke Mashariq, lanjut Hilman, karena penyediaan layanan di Arafah - Muzdalifah - Mina (Armina) sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka. Mekanisme ini juga dilakukan oleh semua negara, proses penyediaan layanan dalam skema kemitraan dengan otoritas Mashariq. "Jadi di Armina, sepenuhnya penyediaan layanan dilakukan Mashariq. Karenanya, kita minta agar semua hak jemaah haji Indonesia bisa diberikan dengan baik," tegasnya.

Hilman minta Mashariq dapat mengambil keputusan cepat dalam mengantisipasi setiap potensi munculnya masalah. Sehingga, potensi yang ada bisa segera diselesaikan dan tidak merugikan jemaah. 

"Mashariq tentu tahu kalau Indonesia adalah jemaah haji terbesar. Mestinya ada skema mitigasi yang lebih komprehensif dan cepat," jelasnya. Hilman mengakui bahwa ruang yang tersedia di Mina bagi jemaah haji sangat terbatas. Setiap jemaah, hanya mendapat ruang pada kisaran 0,8 m2. Namun, kondisi yang semacam ini memang terjadi setiap tahun, sejak puluhan tahun lalu. 

"Bahkan, ijtihad ulama dalam menetapkan Mina Jadid menjadi bukti bahwa sempitnya ruang Mina sudah dirasakan dan menjadi diskursus sejak dulu," sebut Hilman.

Usut punya cerita, terjadi kemacetan luar biasa di jalur Mina - Muzdalifah sehingga bus yang semestinya  membawa jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina tak bisa bergerak.

Namun demikian, sekira pukul 10 waktu Saudi, kemacetan sudah terurai. Bus yang membawa jemaah lebih lancar sampai Muzdalifah sehingga mempercepat proses pemberangkatan.   "Alhamdulillah, kemacetan sudah terurai. Bus mulai membawa jemaah menuju Mina," terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Muzdalifah, Rabu 27 Juni 2023. 

Hilman memantau langsung ke Muzdalifah untuk melihat kondisi jemaah haji. Hilman ikut memberikan penjelasan ke jemaah, sekaligus meminta Mashariq untuk bisa segera menyelesaikan persoalan. Ikut mendampingi, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Kasatop Armina Harun Al Rasyid, Kabid Siskohat Hasan Affandi dan sejumlah petugas.  "Sekitar jam 13.30 waktu Arab Saudi semua jemaah haji Indonesia sudah naik bus menuju Mina," sambung Hilman. 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda