DIALEKSIS.COM | Bandung - Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK) mendapat kehormatan diundang oleh Kemendiktisaintek RI sebagai salah satu pembicara pada panel diskusi Sesi 5 Bidang Hilirisasi dan Industrialisasi terkait Ketahanan Rantai Pasok Konten Lokal yang berlangsung di Aula Barat ITB, Sabtu (9//8/2025).
Diskusi yang menghadirkan unsur triple helix dari perguruan tinggi, pemerintah dan dunia ini membahas berbagai aspek industrialisasi yang menjadi kebutuhan nasional.
Syaifullah Muhammad dalam pidatonya menyampaikan proses hilirisasi berbasis riset yang dilakukan ARC-USK terhadap komoditas unggulan nasional nilam Aceh. Syaifullah mengajak berbagai pihak untuk juga perduli dengan inovasi teknologi berbasis rakyat yang bisa mendongkrak nilai tambah dari produk masyarakat.
"Mari melihat Indonesia dari pinggiran. Melihat dari pojok timur, barat, utara, selatan Indonesia. Mengangkat komoditas unggulan berbagai daerah, khususnya komoditas pertanian dan agro lainnya yang menjadi tulang punggung pendapatan masyarakat," urai Syaifullah
Menurut dirinya, hilirisasi berbasis komoditas rakyat dengan teknologi yang tepat akan memghasilkan produk turunan dengan nilai tambah tinggi serta bisa terserap langsung pada market nasional Indonesia yang sangat besar,
"Saat ini dengan inovasi yang dikembangkan oleh ARC USK hampir 30 produk turunan berbasis minyak nilam telah dihasilkan, dan sebagian besar telah memiliki izin edar BPOM dan dijual ke masyarakat dengan nilai tambah yang tinggi," tegas Syaifullah yang juga merupakan Direktur Bisnis dan Dana Lestari USK ini.
Ia juga menekankan inovasi harus dipastikan bersifat inklusif yang menempatkan masyarakat bukan semata sebagai penerima manfaat (beneficiaries), tapi sekaligus sebagai pelaku dalam berbagai proses inovasi yang dilakukan.
Menurut Syaifullah, belajar dari pengalaman Aceh, dimana pernah terjadi investasi dan inovasi besar dalam eksplorasi gas alam cair di Kawasan Arun Aceh Utara. Setelah 30 tahun industrialisasi ini dilakukan, masyarakat miskin paling banyak di Aceh tetap di Kabupaten Aceh Utara. Ini karena inovasi teknologi terhadap komoditas dilakukan secara eksklusif.
"Sangat penting sekali para dosen di perguruan tinggi tidak tersandera dengan tugas-tugas administratif yang berlebihan, sehingga keinginan mewujudkan dharma pengabdian masyarakat berbasis teknologi yang memberi dampak ekonomi dan kesejahteraan dapat lebih intensif dilaksanakan," pesannya.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Konvensi Sain, Teknologi dan Industri (KSTI) yang berlangsung 7-9 Agustus 2025 di Kampus ITB Bandung.
Acara dibuka oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan dihadiri sejumlah menteri. Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Marwan juga hadir dalam acara pembukaan KSTI ini. Dalam kegiatan utama KSTI turut menghadirkan penerima Nobel Fisika Konstantin Novoselov asal Rusia serta sejumlah ilmuan terkemuka dari Indonesia. [*]