DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sekretaris Umum DPD IKAL Lemhannas Aceh, Yusri Kasim, menjadi salah satu peserta terpilih dalam Training of Trainers (TOT) Pengajar Utama Pancasila yang digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, awal Juli 2025 di Jakarta. Keterlibatan tokoh muda Aceh ini menandai keseriusannya dalam memperluas ruang edukasi ideologis di tengah masyarakat, khususnya di Aceh.
TOT Pengajar Utama Pancasila diselenggarakan BPIP sebagai upaya menyiapkan kader pengajar ideologi negara yang mumpuni. Para peserta datang dari berbagai latar belakang dan wilayah, dengan satu tujuan: membumikan Pancasila melalui pendekatan edukatif, santun, dan kontekstual.
"Sebagai anak bangsa, saya merasa punya tanggung jawab moral untuk terus menanamkan nilai-nilai Pancasila secara relevan dan membumi, terutama kepada generasi muda," ujar Yusri Kasim melalui wawancara bersama Dialeksis.
Bagi Yusri, pelatihan ini bukan sekadar forum penguatan kapasitas, melainkan ruang pengabdian ideologis.
Ia menilai, tantangan kebangsaan hari ini menuntut pendekatan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga reflektif dan dialogis. Apalagi, di tengah perubahan sosial yang cepat, nilai-nilai kebangsaan harus hadir dengan narasi yang segar, menyentuh, dan kontekstual.
Yusri yang saat ini sedang menempuh studi doktoral di bidang Ketahanan Nasional, menekankan pentingnya membangun narasi kebangsaan yang adaptif terhadap dinamika lokal. Menurutnya, Pancasila tak cukup diajarkan dalam ruang kelas atau forum formal saja, tetapi perlu ditransformasikan dalam tindakan sosial yang nyata.
"Pancasila bukan sekadar dokumen historis. Ia adalah living values yang harus kita bawa dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Kegiatan pelatihan berlangsung intensif selama beberapa hari. Para peserta digembleng dengan materi strategis dari para narasumber nasional mulai dari penguatan wawasan kebangsaan, metode pembelajaran ideologi, hingga strategi komunikasi publik yang efektif. Mereka yang lulus pelatihan ini nantinya akan menjadi mitra BPIP dalam memperkuat pembinaan ideologi di berbagai sektor, termasuk ASN, TNI/Polri, lembaga pendidikan, hingga organisasi masyarakat sipil.
Yusri berkomitmen membawa hasil pelatihan ini ke Aceh. Ia berencana menginisiasi berbagai forum diskusi kebangsaan, pelatihan kader muda, hingga kampanye literasi ideologi di kalangan pelajar dan mahasiswa. Menurutnya, edukasi Pancasila harus menyasar ruang-ruang yang selama ini cenderung terpinggirkan seperti komunitas pemuda, pesantren, dan desa - desa perbatasan.
“Kalau kita ingin Pancasila tetap hidup dan relevan, maka kita harus mulai dari akar. Dari desa, dari keluarga, dan dari generasi muda,” ujar Yusri.
BPIP sendiri menggarisbawahi bahwa program TOT ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas cakupan pendidikan ideologi secara partisipatif. Melalui penguatan kapasitas individu dan komunitas, BPIP berharap nilai-nilai dasar kebangsaan tidak sekadar disampaikan dalam bentuk doktrin, melainkan dibangun dalam kesadaran kolektif.
Dengan bergabungnya tokoh - tokoh muda seperti Yusri Kasim dalam program ini, BPIP berharap pengarusutamaan Pancasila bisa berjalan lebih progresif, adaptif, dan inklusif menyesuaikan dengan semangat zaman dan kebutuhan masyarakat lokal.