DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua DPD Ikatan Keluarga Alumni (IKAL) Lemhannas Aceh, Prof. Syahrizal Abbas, MA, menegaskan bahwa peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia harus menjadi momentum memperkuat jiwa nasionalisme dan semangat kebangsaan. Menurutnya, merayakan kemerdekaan tidak cukup sebatas seremoni, tetapi harus diwujudkan dengan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari, khususnya oleh generasi muda.
“Nasionalisme itu bukan hanya soal mengibarkan bendera merah putih atau mengikuti upacara, melainkan bagaimana kita mampu menjaga bangsa ini dengan penuh kesadaran, berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing, dan menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi maupun kelompok,” ujar Prof. Syahrizal kepada Dialeksis, Senin (18/8).
Dalam pandangannya, generasi muda memegang peran penting dalam menentukan arah perjalanan Indonesia ke depan. Mereka bukan hanya penerus, tetapi juga aktor utama yang akan membawa bangsa ini menuju kejayaan. Karena itu, kata Syahrizal, penguatan karakter, pendidikan kebangsaan, dan etos kerja yang tinggi mutlak dibutuhkan.
“Generasi muda harus memiliki kesadaran mendalam bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini lahir dari pengorbanan darah dan air mata para pahlawan. Jangan sampai mereka terjebak dalam sikap apatis atau hanya sibuk dengan dunia digital tanpa kontribusi nyata. Mereka harus tampil sebagai agen perubahan yang menjaga persatuan, menolak segala bentuk radikalisme, serta mendorong inovasi untuk kemajuan bangsa,” tegasnya.
Prof. Syahrizal juga menekankan bahwa menjaga kemerdekaan bukan hanya tugas pemerintah atau aparat negara, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa mulai dari tokoh agama, akademisi, politisi, hingga masyarakat sipil. Semua pihak, menurutnya, harus memiliki kesadaran mendalam bahwa menjaga bangsa ini adalah amanah sejarah.
“Kalau semua pihak hanya mengandalkan pemerintah tanpa ikut berperan, bangsa ini akan rapuh. Kita butuh solidaritas, sinergi, dan rasa saling percaya antarwarga bangsa. Itulah makna sejati dari nasionalisme, yaitu keikhlasan berbuat untuk kepentingan bersama,” tambahnya.
Sebagai alumni Lemhannas, Prof. Syahrizal menegaskan pentingnya visi besar menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan berpengaruh di dunia. Menurutnya, Indonesia memiliki modal besar berupa sumber daya alam yang melimpah, posisi geopolitik yang strategis, serta bonus demografi.
“Namun modal besar itu tidak akan berarti jika kita tidak mampu mengelolanya dengan bijak. Kita harus membangun peradaban yang kuat melalui pendidikan, sains, teknologi, dan moralitas. Inilah cara kita mengisi kemerdekaan agar Indonesia benar-benar menjadi negara besar dan hebat di masa depan,” tuturnya.
Menutup pernyataannya, Prof. Syahrizal mengajak seluruh masyarakat Aceh khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya, untuk menjadikan peringatan HUT ke-80 RI sebagai refleksi atas perjalanan panjang bangsa ini. Ia mengingatkan agar kemerdekaan tidak disia-siakan dengan praktik korupsi, konflik kepentingan, atau perilaku merusak tatanan kebangsaan.
“80 tahun adalah usia yang matang bagi sebuah bangsa. Ini saatnya kita membuktikan bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang disegani dunia. Tugas kita hari ini adalah memastikan warisan kemerdekaan itu tetap lestari, dan generasi mendatang dapat menikmatinya dalam bentuk bangsa yang sejahtera, adil, dan bermartabat,” pungkasnya.