DIALEKSIS.COM | Jakarta - Penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) oleh Presiden Prabowo Subianto menuai kritik dari sejumlah kalangan. Kritikus menyebut, keputusan tersebut tidak mencerminkan prinsip “the right man on the right place”, mengingat latar belakang Erick yang dinilai lebih kuat di bidang olahraga dan korporasi, bukan kepemudaan.
Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas), Sutrisno Pangaribuan, menyayangkan keputusan Presiden Prabowo yang menempatkan Erick Thohir di Kemenpora tanpa mempertimbangkan rekam jejaknya di dunia kepemudaan.
"Menpora itu harusnya orang yang paham denyut nadi gerakan mahasiswa dan pemuda. Erick Thohir bukan berasal dari latar belakang itu," ujar Sutrisno dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (21/9/2025).
Menurutnya, Kemenpora memiliki dua fokus utama, yakni pemuda dan olahraga. Namun, porsi terbesar seharusnya diberikan kepada urusan kepemudaan, mengingat dinamika dan peran strategis pemuda dalam pembangunan bangsa.
“Olahraga itu relatif lebih mudah karena memiliki struktur organisasi yang rapi. Tapi untuk pemuda, perlu pemahaman terhadap gerakan dan dinamika sosial yang berkembang. Ini yang tidak dimiliki Erick,” tegas Sutrisno, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Government Watch (IG-Watch).
Sutrisno menambahkan, Presiden Prabowo seharusnya meneladani para presiden sebelumnya yang selalu memilih Menpora dari kalangan aktivis mahasiswa dan pemuda.
Ia mencontohkan Presiden Soeharto yang mengangkat Abdul Gafur, Akbar Tanjung, Hayono Isman, dan Agung Laksono. Presiden Habibie menunjuk Mahadi Sinambela, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempercayakan jabatan Menpora kepada Adhyaksa Dault -- semuanya memiliki latar belakang kuat di organisasi kepemudaan.
“Menpora itu pintu masuk aktivis pemuda ke dalam pemerintahan. Jadi sudah seharusnya orang yang ditempatkan adalah sosok yang pernah live in di organisasi mahasiswa dan pemuda,” kata dia.
Meski begitu, Sutrisno menyarankan agar Erick Thohir segera merekrut staf khusus dari kalangan aktivis pemuda dan mahasiswa untuk melengkapi kekurangan latar belakangnya.
“Kalau tidak, akan sulit bagi Erick menjalankan tugasnya dengan efektif. Menpora bukan sekadar mengurus olahraga atau event besar, tapi juga pembinaan ideologi, karakter, dan kepemimpinan pemuda Indonesia,” ujarnya.
Diketahui, pengangkatan Erick Thohir sebagai Menpora dilakukan dalam reshuffle Kabinet Merah Putih Jilid III. Posisi Menteri BUMN yang sebelumnya dijabat Erick kini masih kosong, seperti halnya saat reshuffle kedua, ketika posisi Menpora dan Menko Polhukam sempat dikosongkan. [*]