Senin, 01 September 2025
Beranda / Berita / Nasional / Mantan Aktivis 98 Arie Maulana: Penuhi Hak-hak Dasar, Dengarkan Suara Rakyat

Mantan Aktivis 98 Arie Maulana: Penuhi Hak-hak Dasar, Dengarkan Suara Rakyat

Senin, 01 September 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Mantan aktivis 98, Arie Maulana. Foto: dok pribadi 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mantan aktivis 98 yang juga salah seorang penggagas aksi mogok massal Rakyat Aceh tahun 1999, Arie Maulana, mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas bangsa di tengah gejolak demonstrasi yang merebak akibat kebijakan DPR terkait kenaikan tunjangan anggota dewan. 

Ia menekankan, sejarah Indonesia mengajarkan bahwa kegaduhan politik hanya bisa diatasi dengan sikap arif dan keterbukaan pemerintah untuk mendengarkan suara rakyat.

“Gejolak yang kita saksikan hari ini bukan sekadar kemarahan spontan. Ia adalah akumulasi kekecewaan masyarakat yang telah lama terpendam. Karena itu, pemerintah dan DPR harus menjawab dengan kebijakan yang tepat sasaran, bukan dengan sikap dan tindakan represif. Stabilitas dan keamanan hanya bisa tercapai jika aspirasi dan kebutuhan mendasar rakyat benar-benar terpenuhi,” kata Arie kepada wartawan Dialeksis, Senin (1/9/2025).

Arie menegaskan, menjaga stabilitas tidak hanya menyangkut pada aspek keamanan semata, tetapi juga keadilan dalam kebijakan serta pemenuhan hak - hak dasar warga .

Dalam konteks Aceh, Ia menyerukan agar DPRA dan Pemerintah Aceh menunjukkan empati dengan membatalkan setiap kebijakan yang dapat melukai hati rakyat, serta mendorong pemerintah memperbaiki pola komunikasi publik.

Masalah yang paling fundamental di Aceh sekarang ini adalah persoalan kesulitan ekonomi di tingkat masyarakat menengah ke bawah. Apalagi secara ekonomi masyarakat Aceh sangat bergantung pada realisasi APBA.

Oleh itu DPRA dan Pemerintah Aceh penting untuk segera ;

1. Mendorong percepatan realisasi APBA

2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi setiap warga masayarakat tanpa diskriminasi.

3. Mengawasi dan mengendalikan laju inflasi dan harga kebutuhan bahan pokok.

4. Menghindari pola komunikasi yang bersifat intimidatif dan arogan terhadap masyarakat.

5. Bersikap transparan dalam setiap pengambilan kebijakan.

Kepada aparat keamanan juga agar selalu melakukan pendekatan yang bersifat persuasif dalam penanganan setiap aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa maupun warga masyarakat lainnya. Pendekatan represif terbukti hanya akan memperburuk pengendalian situasi keamanan.

“Jika pemerintah ingin stabilitas terjaga, maka keadilan harus selalu menjadi dasar pijakan,” ujarnya memberikan saran.

Di sisi lain, Arie juga menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tetap menjaga ketertiban dalam menyampaikan aspirasi secara damai dan tidak terprovokasi untuk bertindak anarkis.

Menurutnya, kekuatan rakyat sejatinya terletak pada keberanian menyuarakan kebenaran dengan cara yang damai.

“Kita harus belajar dari sejarah. Perubahan besar bisa lahir dari gerakan rakyat, tapi perubahan itu akan lebih bermakna jika dijalankan dengan cara yang damai, santun, dan berfokus pada tujuan. Jangan biarkan emosi merusak tujuan perubahan,” katanya.

Arie menyebut krisis ini bisa menjadi momentum bagi bangsa untuk berbenah. Ia berharap, semua pihak menahan diri dan kembali mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan politik.

“Indonesia sudah melewati masa-masa sulit, termasuk reformasi yang dulu kita perjuangkan. Saya percaya bangsa ini punya daya tahan luar biasa. Yang kita butuhkan sekarang adalah kerendahan hati elit politik untuk kembali ke jalan rakyat.

Dari situlah stabilitas dan kepercayaan akan pulih,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
17 Augustus - depot
sekwan - polda
damai -esdm
bpka