Beranda / Berita / Nasional / Omnibus Law Diteken, Banyak Perusahan Naik Sahamnya

Omnibus Law Diteken, Banyak Perusahan Naik Sahamnya

Minggu, 11 Oktober 2020 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

[Foto: Ilustrasi/net]


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan melesat 2,58% atau 126,9 poin dari posisi akhir pekan lalu ke level 5.035,663. Penguatan terjadi mengiringi pengesahan UU Omnibus Law Ciptaker.

Saham properti mulai unjuk gigi dengan masuk ke daftar pencetak kenaikan harga tertinggi sepekan. Menurut data RTI, tiga dari lima saham dengan reli terbesar merupakan saham sektor konstruksi-properti yakni PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

Saham PWON naik 10,4% sepanjang pekan kemarin, menjadi runner up dalam daftar top gainer, mengekor saham sektor perdagangan besar yakni PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) yang menguat hingga 23,7%.


Saham Jasnita mulai dilirik di tengah pandemi setelah perseroan menyatakan ada kenaikan permintaan jasa VoIP (Voice on internet protocol) dari para pelanggannya, untuk kebutuhan telekonferensi, karena mengurangi beban biaya konferensi hingga 30%, biaya panggilan lokal 40%, dan memangkas biaya panggilan internasional hingga 90%.

"Beberapa perusahaan yang mulai mempercayakan Jasnita dalam sistem VoIP di tengah Pandemi ini di antaranya seperti Siemens, Bentoel Group, Dwidaya Tour, Ruang Guru, dan banyak lagi," tutur perseroan dalam pernyataan resmi akhir pekan lalu.

Saham PWON menguat mengiringi ekspektasi bahwa UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) bakal mendongkrak permintaan apartemen dan kondominium, karena adanya klausul pelonggaran warga asing untuk memiliki aset properti mewah tersebut.

Perseroan melaporkan capaian penjualan divisi pemasaran (marketing sales) sebesar Rp 501 miliar pada semester I-2020, atau 48% dari target penjualan 2020 yang dipatok sebesar Rp 1 triliun. Meski menghadapi pandemi, tetapi perseroan menyatakan bahwa penjualan kuartal ketiga telah membaik, dan diharapkan berlanjut pada kuartal keempat.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk (BRIS) menguat setelah perusahaan pemeringkat Fitch Ratings memberikan nilai A dengan outlook stabil untuk kinerja perseroan dan sukuk yang akan diterbitkannya senilai Rp 1 triliun.

Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tersebut juga melaporkan kinerja positif hingga Agustus, dengan laba bersih Rp 168 miliar, atau melonjak 158,5% secara tahunan berkat mengonversi aset BRI senilai Rp 1,9 triliun di Aceh. Demikian juga kabar merger bank BUMN Syariah yang memicu spekulasi bahwa BRI Syariah bakal menjadi entitas yang dipertahankan [cnbcindonesia].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda