Beranda / Berita / Nasional / Pasien Covid-19 Brasil Diintai Oleh Jamur Super

Pasien Covid-19 Brasil Diintai Oleh Jamur Super

Selasa, 22 Juni 2021 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Perawat ber-APD melakukan perawatan medis kepada pasien Covid-19 di RS Sao Carlos, Sao Paulo, Brasil, 16 April 2021. (Dok. REUTERS/AMANDA PEROBELLI)


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pandemi virus corona (Covid-19) dinilai menjadi faktor maraknya kemunculan munculnya Candida auris (C.auris), mikroorganisme yang dikenal sebagai 'jamur super Brasil'.

Mengutip dari Gizmodo, beberapa negara bagian Brasil melaporkan munculnya jamur super pada penderita selama pandemi virus corona, sehingga membuat rumah sakit semakin kewalahan menangani pasien.


Ilustrasi jamur (Dok. AP/Virginia Mayo)

Dua kasus pertama dikonfirmasi pada Desember 2020, di rumah sakit di Salvador, negara bagian Bahia, Brasil.

Mereka yakni seorang pria berusia 59 tahun dan wanita berusia 72 tahun. Keduanya dirawat di rumah sakit dengan sindrom pernapasan akut akibat Covid-19, masing-masing, pada Oktober 2020 dan November 2020.

Kedua pasien itu kemudian mendapat perawatan yang intensif. Salah satu pasien bisa pulih dan kembali ke rumah setelah 49 hari menjalani pengobatan intensif. Sayangnya, pasien yang satu, tak seberuntung itu, ia menyerah pada banyak penyakit yang menggerogoti tubuhnya akhir Januari 2021.

Temuan jamur super pada pasien Covid-19 itu pun dijelaskan dalam Journal of Fungi oleh sekelompok peneliti yang dipimpin Arnaldo Colombo. Ia adalah kepala Laboratorium Mikologi Khusus di Universitas São Paulo (UNIFESP). Studi ini juga didukung oleh FAPESP.

"Sembilan pasien C.auris lainnya didiagnosis di rumah sakit yang sama, beberapa terjangkit (jamur dalam organisme tapi tak membahayakan) dan lainnya terinfeksi," kata Colombo seperti dikutip dari Scitech Daily, Selasa (22/6).

Menurut Colombo sejauh ini tidak ada kasus lain yang dilaporkan di Brasil, namun publik diminta untuk tetap waspada.

"Kami memantau karakteristik evolusi C. auris dari pasien di rumah sakit di Salvador, dan kami telah menemukan sampel dengan sensitivitas yang berkurang terhadap flukonazol dan echinocandin," katanya.

Jamur dari jenis Candida merupakan bagian mikrobiota usus manusia. Colombo menerangkan jamur itu akan menjadi masalah jika ada ketidakseimbangan dalam organisme. Hal tersebut termasuk infeksi lain seperti infeksi jamur vagina dan sariawan yang disebabkan C albicans.

Sebagai informasi, C. auris pertama kali ditemukan di Jepang pada 2009 silam. Meskipun tergolong baru, kemungkinan jamur itu telah menginfeksi orang setidaknya sejak 1990-an.

Gejala pasien yang terinfeksi jamur super Brasil kategori ringan dapat berupa demam dan kedinginan. Tetapi dalam kasus yang serius, penyakit ini dapat menyerang aliran darah dan beberapa organ, serta menyebabkan kerusakan organ dan/atau sepsis yang mengancam jiwa.

Meskipun tidak semua infeksi membuat orang sakit, resistensi ragi yang kuat dapat membuat infeksi sangat sulit diobati dan seringkali berakibat fatal, terutama bagi orang yang sudah lemah di rumah sakit atau dengan gangguan kekebalan tubuh.

"Spesies ini dengan cepat menjadi kebal terhadap banyak obat dan tidak terlalu sensitif terhadap desinfektan yang digunakan oleh rumah sakit dan klinik," kata Colombo.

"Akibatnya, ia dapat bertahan di rumah sakit, yang menyengsarakan petugas kesehatan dan akhirnya menginfeksi pasien Covid-19 yang parah dan pasien kritis jangka panjang lainnya."

Beberapa faktor pasien yang terjangkit Covid-19 membuat jamur super lebih mudah menginfeksi. Misalnya, masa perawatan yang lama, penggunaan kateter urin dan vena sentral serta steroid dan antibiotik.

"Virus tersebut dapat merusak selaput lendir usus pasien Covid-19 sehingga pasien menjadi rentan terhadap kandidemia (infeksi yang disebabkan jamur)," kata Colombo soal dampak dari jamur super Brasil yang terpicu virus corona itu. (CNN Ind)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda