Kamis, 04 September 2025
Beranda / Berita / Nasional / Revitalisasi Tambak Pantura Jadi Strategi Industrialisasi Tilapia Indonesia

Revitalisasi Tambak Pantura Jadi Strategi Industrialisasi Tilapia Indonesia

Kamis, 04 September 2025 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indri
Ikan Tilapia Indonesia. [Foto: dkpp Buleleng]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Program revitalisasi tambak di kawasan Pantura Jawa Barat ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai strategi utama mendorong industrialisasi tilapia Indonesia. Dengan target 20.000 hektare tambak modern, langkah ini diproyeksikan mampu mengangkat produktivitas, memperkuat industri hulu“hilir, sekaligus membuka akses lebih luas ke pasar global.

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu, industrialisasi tilapia hanya bisa berjalan bila aspek keberlanjutan, keamanan pangan, dan branding dijalankan secara konsisten. 

“Kita ingin tilapia Indonesia bukan sekadar hadir di pasar global dari sisi kuantitas, tapi juga kualitas,” ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima pada Kamis (4/9/2025).

KKP mencatat sekitar 78.550 hektare tambak di Pantura masih dalam kondisi idle lebih dari tiga dekade. Produktivitasnya rendah, hanya sekitar 0,6 ton per hektare per tahun. Melalui revitalisasi, tambak tradisional itu akan dikembangkan dengan infrastruktur modern, mulai dari tandon, IPAL, kolam rekonstruksi, benih unggul, hingga teknologi otomatisasi.

Direktur Ikan Air Laut KKP, Ikhsan Kamil, menjelaskan program ini mengusung konsep Integrated Tilapia Farming atau budidaya terintegrasi dari hulu hingga hilir. 

“Setiap kabupaten akan dikembangkan dalam bentuk klaster modern seluas sekitar 1.000 hektare lengkap dengan hatchery, pabrik pakan, pabrik pengolahan, dan fasilitas rantai dingin,” katanya.

Dorong Industri dan Ekspor

Revitalisasi tambak juga diproyeksikan menciptakan ekosistem industri baru, mulai dari penyediaan induk, sarana budidaya, hingga produk hilir. Teknologi terkini seperti silo autofeeder dan wave-breaker akan diterapkan dalam manajemen budidaya.

Komoditas yang dibudidayakan berupa nila salin dengan orientasi ekspor premium. Panen ditargetkan mencapai ukuran 1 kilogram per ekor, sesuai standar permintaan pasar global.

Revitalisasi ini dijalankan pada lahan Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan (KHKP) seluas 20.413 hektare sesuai keputusan Menteri Kehutanan Nomor 274 Tahun 2025. Lahan tersebut tersebar di empat kabupaten Jawa Barat: Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. [in]

Keyword:


Editor :
Redaksi

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
damai -esdm
bpka