Beranda / Berita / Nasional / RI Sudah Menemukan Obat Virus Covid 19, Benarkah ?

RI Sudah Menemukan Obat Virus Covid 19, Benarkah ?

Minggu, 16 Agustus 2020 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[Foto: ilustrasi]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - 

Sampai saat ini belum ditemukan penawar virus corona (Covid 19), namun datang dari informasi laporan penelitian yang dilakukan  tiga institusi yakni TNI AD, Badan Intelijen Nasional (BIN) dan Universitas Airlangga (Unair), terdapat beberapa obat yang diklaim dapat menyembuhkan akibat virus corona. 

Bahan racikan obat yang diklaim dapat menyembuhkan corona kombinasi obat, lopinavir-ritonavir-azitromisin,lopinavir-ritonavir-doksisiklin, danhidroksiklorokuin-azitromisin, Masih menurut info, obat itu telah diuji klinis pada  754 pasien. Kini statusnya tinggal menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Memastikan kebenaran informasi, Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI), Prof Dr Keri Lestari, MSi, Apt,  mengatakanmenganggap masih terlalu dini menyebut Indonesia menemukan obat Corona. Ia menyebut perlu menunggu hasil evaluasi uji klinis dari BPOM.

"Yang dipublikasikan hasil uji klinis, bukan mempublikasikan bahwa obat ini bisa. Jadi nanti memang benar kalau hasil uji klinisnya sudah ada dan akan di submit ke Badan POM untuk dievaluasi," katanya seperti dilansir di media detik.com.

Ia melanjutkan komentarnya,"Kemudian nanti dilihat untuk kemungkinan apakah tiga-tiganya bisa diedarkan atau tidak," tambahnya.

Prof Keri menjelaskan kembali, bahwa BPOM akan bertugas untuk mengevaluasi tingkat keamanan dan efektivitas kombinasi obat tersebut. "Jika ternyata bisa diedarkan pasti BPOM akan memfasilitasi secepat mungkin," ucapnya.

Selanjutnya pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD, mengatakan bahwa hingga kini kombinasi obat tersebut belum bisa dikatakan sebagai obat Corona hingga ada keputusan dari BPOM.

Menurut Utomo, publikasi yang diberikan TNI AD terkait hasil uji klinis kombinasi obat ini masih sangat minim informasi. Masyarakat masih belum bisa mengetahui dengan jelas efektivitas dan keamanan kombinasi obat tersebut.

"Kalau saya sih menantikan statement resmi dari BPOM, karena saya hanya bisa menilai dari yang sudah ada. Saya kan tidak tahu apakah Unair masih memiliki data yang 'tersembunyi'. Kalau saya sebagai pihak otoritas saya nggak berani mengatakan sudah ditemukan karena datanya terlalu sederhana. Jadi lebih baik sekarang kita tunggu dari BPOM," jelas Utomo.

"Biarkan BPOM yang bekerja karena merekalah otoritas kita yang kita harapkan bisa netral dalam membuat keputusan," pungkasnya.[detik].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda