Beranda / Berita / Nasional / Rupiah Menguat, Gubernur BI Apresiasi Pemerintah dan Pengusaha

Rupiah Menguat, Gubernur BI Apresiasi Pemerintah dan Pengusaha

Jum`at, 07 September 2018 18:07 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi. (Shutterstock)

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Rupiah kembali menguat dan mulai menjauh dari level 15.000 per dolar AS dalam dua hari ini. Mengutip data Bloomberg, pagi ini rupiah dibuka di 14.868 per dolar AS atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin di 14.893 per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan penguatan rupiah tidak bisa lepas dari peranan pemerintah dan para pengusaha.

Pemerintah selama ini terus berupaya mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mendukung penguatan nilai tukar rupiah.

"Saya tentu apresiasi kepada pemerintah yang telah dan akan terus mekakukan langkah-langkah konkrit untuk menurunkan defisit transaksi berjalan (CAD). Saya garisbawahi konkrit karena memang sejumlah langkah telah dan akan terus dilakukan," ujarnya.

Beberapa langkah tersebut diantaranya adalah penerbitan kebijakan baru dimana pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2018 yang mengatur pemberian insentif pada minyak kelapa sawit (biodiesel) yang dicampur seluruh jenis solar, untuk menjalankan program campuran 20 persen Biodiesel dengan solar (B20).

Hal tersebut bertujuan untuk menyehatkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) sebab dapat menekan impor.

Selain itu, pemerintah juga baru saja mengeluarkan Petaturan Menteri Keuangan (PMK) yang resmi merevisi naik tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 untuk 1.147 barang impor.

Pengenaan tarif ini dikelompokkan menjadi tiga bagian pos tarif sesuai dengan tingkat kepentingan barang di dalam negeri.

"B20 kan sudah implementasi terus kemarin bu menkeu (Sri Mulyani) sudah mengumumkan mengenai PPh impor," ujarnya.

Selain itu, Perry juga menegaskan bahwa sektor pariwisata juga telah memberi sumbangsih bagi penguatan cadangan devisa sehingga membantu penguatan rupiah.

"Langkah ini saya meyakini bahwa defisit CAD akan menurun tidak hanya tahun ini tapi juga tahun depan akan turun signifikan. Dan karena itu juga akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah." kata dia.(Liputan6)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda