Beranda / Berita / Nasional / Saat Harga Emas Melambung Tinggi, Ditahan atau Dijual?

Saat Harga Emas Melambung Tinggi, Ditahan atau Dijual?

Senin, 13 April 2020 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Emas batangan 99% di toko emas Jalan Ahmad Yani, Bandung. [Foto: TEMPO/Prima Mulia]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Emas belakangan menjadi komoditas yang harganya terus melambung belakangan ini. Berdasarkan laman resmi Pegadaian, untuk bobot 1 gram, harga emas cetakan Antam sudah mencapai harga Rp 961.000 dan cetakan UBS dipatok Rp 956.000.

Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan emas memang kerap kali melambung dalam situasi yang tidak menentu, salah satunya seperti yang terjadi saat ini ketika pandemi virus Corona. Pasalnya, dalam kondisi seperti ini, tutur dia, orang-orang biasanya lari ke emas sebagai safe heaven atau komoditas penyelamat aset.

"Investor melepas saham karena kondisinya agak buram, mereka juga melepas properti yang tidak likuid, maupun dolar yang tidak stabil, mereka lari ke emas sebagai salah satu sarana," ujar Eko kepada Tempo, Ahad, 12 April 2020.

Namun demikian, Eko menyarankan masyarakat yang berinvestasi di emas itu memakai strategi, yaitu melepas emas ketika harganya sudah cukup naik. Sebab, kinerja emas cenderung situasional lantaran mereka tidak punya basis layaknya perusahaan. Pada perusahaan, nilai saham bisa naik tergantung kepada kinerjanya.

Pada emas, lantaran adalah produk tambang, tutur Eko, kenaikan harganya bergantung kepada kelangkaan, serta pasokan dan permintaan. "Sekarang demandnya tinggi karena orang mau cari selamat," kata dia. Karena itu, ia mengatakan kondisi yang situasional harus disikapi dengan situasional pula.

Menurut Eko, saat yang tepat untuk melepas emas adalah ketika kenaikan nilainya sudah melebihi 20 persen dari nilai awal investasi. Sebelum melebihi batas nilai itu, sebaiknya emas ditahan terlebih dahulu.

"Tahan saja untuk jaga-jaga, untuk safe heaven dan dana cadangan. Saran saya begitu sudah dapat 20 persen setelah itu cari produk lain," ujar Eko. Kiat tersebut berlaku untuk investasi jangka panjang."Jadi bukan untuk makan hari ini. Ini untuk uang jangka panjang yang tidak terpakai."

Setelah dilepas, Eko mengatakan emas bisa dipindahkan ke komoditas yang saat ini harganya turun, namun dalam kondisi normal nilainya bisa menanjak lagi, misalnya pada saham atau reksadana saham. Sebabnya, apabila kondisi sudah normal kembali nilai emas pun akan kembali melandai dan tidak setinggi dua produk investasi tersebut.

Sementara, untuk mereka yang belum memiliki emas, Eko menyarankan agar untuk sementara tidak masuk dulu ke investasi emas yang sekarang harganya tinggi. Alih-alih, ia menyarankan untuk menanam duit di produk saham. "Karena pertumbuhan harga emas tidak akan setinggi saham nantinya." (Tempo)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda