Beranda / Berita / Nasional / Sapa Publik saat Pandemi, Museum BI Raih Penghargaan Museum Bersahabat

Sapa Publik saat Pandemi, Museum BI Raih Penghargaan Museum Bersahabat

Minggu, 13 Desember 2020 20:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: facebook.com/MuseumBI

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Museum Bank Indonesia (BI) meraih predikat Museum Bersahabat dalam penghargaan Indonesia Museum Awards 2020 yang digelar secara virtual, Sabtu (12/12/2020) oleh Komunitas Jelajah (Jejak Langkah Sejarah). 

Penghargaan ini disampaikan oleh Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Minggu (13/12/2020).

Erwin mengatakan, Predikat Museum Bersahabat diberikan karena Museum BI secara aktif mensosialisasikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 melalui media sosial dan melakukan berbagai kegiatan yang menunjukkan kepedulian sosial di tengah pandemi. 

"Museum BI juga tetap memberikan pelayanan kepada publik melalui kunjungan secara daring dan edukasi lewat berbagai konten di media sosial. Sebelumnya, Museum BI pernah pula memperoleh penghargaan Indonesia Museum Awards sebagai Museum Pintar (2014) dan Museum Pemerintah Terbaik DKI Jakarta (2012 dan 2014)," terang Erwin.

Indonesia Museum Awards merupakan ajang tahunan yang memberikan penghargaan kepada pengelola museum dan tokoh permuseuman di Tanah Air. Penghargaan kepada Museum BI dalam kegiatan yang digagas kesembilan kali oleh Komunitas Jelajah ini menjadi wujud pengakuan atas konsistensi Museum BI untuk senantiasa memberikan literasi publik atas sejarah bangsa khususnya yang terkait dengan tugas dan kebijakan bank sentral meski di tengah pandemi Covid-19. 

Komunitas Jelajah merupakan komunitas yang bertujuan menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya bangsa melalui pendidikan dan pemberdayaan museum serta lembaga dokumenter lain di seluruh Indonesia. Diselenggarakan secara virtual, penghargaan pada tahun ini fokus pada tiga kategori, yaitu Museum Bersahabat, Museum Cerdas, dan Museum Cantik. 

Mengusung tema "Museum Connect: a Conjunction between Technology and Communications", museum diharapkan selalu hidup untuk menjaga dan melestarikan mata rantai sejarah perjalanan bangsa, serta harus berjalan sebagai institusi memori kolektif bangsa yang menghubungkan satu generasi ke generasi berikutnya.

Di tengah kondisi pandemi Covid-19, teknologi digital dapat menjadi harapan bagi museum untuk bisa bangkit dan tetap menampilkan koleksi yang dimilikinya kepada khayalak luas. 

Hal tersebut dibuktikan dengan sebanyak 271 museum di Indonesia yang kembali aktif menyapa masyarakat melalui pemanfaatan beragam platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, Blog, YouTube, Twitter, Podcast dan TikTok. Ke depan, Museum BI akan senantiasa memberikan wawasan sejarah melalui edukasi yang komunikatif dan informatif dan mengajak masyarakat untuk senantiasa mengenal dan mencintai sejarah sebagai wujud cinta terhadap bangsa dan tanah air. (*)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda