Rabu, 17 September 2025
Beranda / Gaya Hidup / Olah Raga / Harapan Hendro Yap dan La Paene Masara untuk Masa Depan Olahraga Indonesia

Harapan Hendro Yap dan La Paene Masara untuk Masa Depan Olahraga Indonesia

Rabu, 17 September 2025 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Dua tokoh berpengaruh dari ranah olahraga nasional, yakni Hendro Yap (kiri), atlet jalan cepat yang dijuluki “Raja Jalan Cepat Asia Tenggara”, dan La Paene Masara (kanan), legenda tinju nasional, memberikan pandangan serta harapan besar terkait pembinaan olahraga di Tanah Air, khususnya pergantian Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). [Foto: Humas KONI]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Dunia olahraga Indonesia tengah menatap masa depan dengan penuh optimisme. Dua tokoh berpengaruh dari ranah olahraga nasional, yakni Hendro Yap, atlet jalan cepat yang dijuluki “Raja Jalan Cepat Asia Tenggara”, dan La Paene Masara, legenda tinju nasional, memberikan pandangan serta harapan besar terkait pembinaan olahraga di Tanah Air, khususnya  pergantian Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Hendro Yap menekankan perlunya perubahan pola pikir masyarakat terhadap olahraga agar semakin digemari dan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. 

“Semoga olahraga di Indonesia menjadi hal yang menyenangkan, bukan yang ditakuti, tapi digemari,” ujarnya. 

Hendro meyakini olahraga bisa menjadi tolok ukur kemajuan bangsa di kancah internasional jika dikelola dengan pendekatan positif dan mendapat perhatian publik yang lebih besar.

Selain itu, Hendro memberikan beberapa saran konstruktif bagi Kemenpora. Ia menekankan pentingnya sinergi antar kementerian untuk mempermudah pelaksanaan visi misi Menpora, serta mengusulkan inovasi seperti studi tur bagi siswa ke pusat pelatihan nasional untuk meningkatkan minat dan pemahaman olahraga sejak dini. Ia juga berharap fasilitas olahraga dapat diperbanyak hingga ke pelosok daerah agar akses bagi masyarakat semakin luas.

Sementara itu, La Paene Masara menggarisbawahi pentingnya peningkatan kualitas pembinaan dan koordinasi antara pemerintah dan organisasi olahraga seperti KONI dan induk cabang olahraga. 

Sebagai atlet yang pernah berlaga di Olimpiade Atlanta 1996 dan Sydney 2000, ia menaruh perhatian khusus pada masalah dualisme organisasi yang juga terjadi di cabang tinju, berharap Menpora baru dapat menyelesaikan persoalan tersebut bersama Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI).

“Jangan sampai egoisme kepengurusan berimbas pada pembinaan atlet,” tegas La Paene. Ia juga menyoroti Peraturan Menpora No. 14 Tahun 2024 yang dianggap menghambat kemajuan olahraga dan mengusulkan revisi aturan tersebut agar selaras dengan amanat undang-undang olahraga.

Kedua tokoh ini sepakat bahwa kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan organisasi olahraga merupakan kunci utama kemajuan olahraga Indonesia ke depan. Dengan pengalaman dan prestasi yang dimiliki, suara mereka menjadi cermin aspirasi para atlet yang menginginkan pembinaan lebih baik, kebijakan yang berpihak pada kemajuan, dan perhatian yang memadai dari pemerintah.

Masa depan olahraga Indonesia diyakini akan lebih cerah jika harapan dan saran para legenda ini dapat didengar dan diwujudkan dalam kebijakan serta program yang nyata. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
bpka - maulid