Beranda / Gaya Hidup / Olah Raga / Piala AFF 2018 Layaknya Perang Baratayuda buat Bima Sakti dan Timnas Indonesia

Piala AFF 2018 Layaknya Perang Baratayuda buat Bima Sakti dan Timnas Indonesia

Selasa, 13 November 2018 06:49 WIB

Font: Ukuran: - +

bola.com

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dalam kisah Mahabharata Bima Sakti digambarkan sebagai tokoh protagonis yang punya kekuatan luar biasa. Bima adalah sosok Pandawa Lima yang paling ditakuti. Dengan tubuh besar dan kekar, Bima menjadi momok bagi musuh-musuhnya.

Kata Bhima dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah 'hebat', 'dahsyat', 'mengerikan'. Nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam alih aksara bahasa Sanskerta dieja vá¹›kodhara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.

Dalam cerita legendaris tersebut Bima merupakan putra Kunti, dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya berhati lembut. Di antara Pandawa, dia berada di urutan kedua dari lima bersaudara.

Saudara seayahnya ialah Hanoman, wanara terkenal dalam epos Ramayana. Mahabharata menceritakan bahwa Bima gugur di pegunungan bersama keempat saudaranya setelah Bharatayuddha berakhir.

Cerita tersebut dikisahkan dalam jilid ke-18 Mahabharata yang berjudul Mahaprasthanikaparwa. Bima dikenal setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa-basi, tak pernah bersikap mendua, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.

Pendek kata: Bima Sakti sosok pribadi yang kuat.

Cerita di atas menggambarkan sosok Bima Sakti Tukiman, pelatih Timnas Indonesia yang akan berlaga di Piala AFF 2018.

Saat menjadi pemain, Bima yang lahir di Balikpapan, 23 Januari 1976, dikenal sebagai sosok gelandang bertenaga kuda. Ia dikenal sebagai gelandang dengan tendangan geledek jarak jauh. Dengan tubuh relatif kekar, Bima sulit ditaklukkan dalam duel satu lawan satu.

Berbekal bakat dan semangat kerja keras, Bima mentas cepat di Timnas Indonesia. Ia salah satu pemain yang ikut dalam program mercusuar Timnas Primavera yang digagas pengusaha gila bola, Nirwan Dermawan Bakrie, pada pertengahan 1990-an.

Pesepak bola-pesepak bola belia terbaik dari berbagai penjuru Tanah Air dikumpulkan PSSI untuk kemudian menjalani pelatnas jangka panjang di Italia di bawah binaan akademi klub Serie A, Sampdoria.

Di usia 17 tahun Bima Sakti beserta pemain-pemain muda potensial macam, Kurniawan Dwi Yulianto, Yeyen Tumena, Sutiono, Hendriyanto Nugroho, Sugiantoro, Kurnia Sandy, Aples Techuari, berkelana ke Kota Genoa, Italia, pada tahun 1993.

Mereka ditempa oleh arsitek asal Swedia, Tord Grip di Akademi Sampdoria. Saat itu Sampdoria jadi kekuatan menakutkan di pentas Serie A, di bawah asuhan Sven Goran Eriksson.

Bima yang jadi jenderal lapangan tengah Timnas Primavera popularitasnya melesat cepat. Lewat bakatnya ia mencicipi kompetisi Eropa. Ia dikontrak klub Swedia, Helsinborg IF. Gelandang pemilik tendangan geledek tersebut hanya semusim bermain Helsinborg pada periode 1995-1996.

Selain Bima, ada sosok Kurniawan Dwi Yulianto yang sempat berkiprah di klub Swiss, Luzern. Kurnia Sandy juga sempat dipinjam Sampdoria dalam lawatannya ke kawasan Asia.

Bima menjalani debutnya saat memperkuat Timnas Indonesia level senior pada 1995 di SEA Games Thailand. Sejak saat itu, namanya tak terpisahkan dengan Tim Merah-Putih. Ia juga tercatat sebagai kapten tim pada kurun waktu 1999-2001. Sepanjang kariernya, Bima tercatat membela Timnas Indonesia sebanyak 55 laga. bola.com

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda