DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn memimpin rapat KONI seluruh Indonesia secara virtual pada Selasa (29/7/2025).
Pada rapat rutin yang dihadiri seluruh KONI provinsi, Ketum KONI Pusat ingatkan para pemimpin KONI Provinsi untuk berbesar hati karena beruntung dapat melanjutkan perjuangan Indonesia melalui olahraga prestasi di bawah bendera KONI.
“Dibentuknya KONI yang dulunya bernama Ikatan Sports Indonesia (ISI) oleh masyarakat olahraga, adalah sebagai alat perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karenanya sebelum kemerdekaan tahun 1945, KONI atau ISI sudah ada dan kontribusi mengawal proses perjuangan kemerdekaan, kemudian mengumumkan eksistensi Negara Indonesia melalui olahraga di dunia, perjuangan ini sudah berlangsung sejak lama,” terang Ketum KONI Pusat.
“Kita (KONI) adalah unit supporting pembina olahraga. Keberadaan KONI harus dilihat aspek positif dari pemerintah, karena bertugas membantu pemerintah meningkatkan pembinaan prestasi atlet. Dari aspek filosofinya, kehadiran KONI untuk membantu pemerintah,” tegas Staf Ahli Ketum KONI Pusat Bidang Organisasi Prof. Dr. H. R. Benny Riyanto, S.H., M.HUM, C.N.
Melihat fakta bahwa KONI begitu strategis untuk Bangsa Indonesia, Ketum KONI Pusat ingin para pengurus berbesar hati dan serukan bersatu.
“Apapun yang kita kerjakan adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat Bangsa Indonesia. Pada saat kita melakukan pembinaan olahraga prestasi, melakukan pembinaan organisasi olahraga, kita yang berasal dari berbagai kelompok, kita bersatu untuk Indonesia karena di bawah KONI, tujuan kita hanya untuk Merah Putih,” seru Marciano.
“KONI adalah rumah besar masyarakat olahraga, siapapun bisa berada di situ,” tambahnya.
Persatuan sangat penting melihat dinamika olahraga yang menantang para pelaku olahraga. Pertama adalah Permenpora 14/2024 yang sudah keluar dan akan dilahirkannya Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Penyelenggaraan Kejuaraan Olahraga dan Pekan Olahraga.
"Kedua regulasi tersebut, terus terang membuat insan KONI dan pembina olahraga pada umumnya merasa gelisah,” terang Benny.
Berkaitan dengan itu, Ketum KONI Pusat mengarahkan agar KONI Provinsi menjalin hubungan yang baik dengan Dinas terkait dan juga DPRD untuk mendapatkan solusi.
“Percayalah ini untuk Indonesia yang kita cintai,” pesan Marciano.
Agenda KONI ke Depan
Meski terjadi dinamika, namun rencana olahraga prestasi tetap berjalan. “Belum ada perubahan, PON XXII/2028 tetap diselenggarakan di NTT dan NTB,” tegas Marciano sembari ceritakan sudah koordinasi dengan kepala daerah tuan rumah PON XXII.
“KONI Pusat menyiapkan PON XXII dengan kita hanya mempertandingkan cabor Olimpiade dan masing-masing provinsi tuan rumah, kita berikan beberapa cabang olahraga unggulan untuk mereka bisa usulkan agar bisa dipertandingkan,” jelasnya tentang kebijakan hasil masukan dari akademisi olahraga serta KONI Provinsi.
“Pada 2025 ini kita akan menyelenggarakan PON Bela Diri yang dilaksanakan pada Oktober 2025. Ini adalah yang pertama, yang dilaksanakan KONI Pusat berkolaborasi dengan mitra pihak swasta, yakni Djarum,” terang Ketum KONI Pusat berharap KONI Provinsi persiapkan atlet.
Nantinya 10 cabang olahraga yang dipertandingkan antara lain Taekwondo, Karate, Wushu, Judo, Pencak Silat, Gulat, Sambo, Ju Jitsu, Tarung Derajat dan Shorinji Kempo.
Setelah itu, pada tahun 2026 akan diselenggarakan PON Indoor, dan PON Pantai. Selanjutnya pada tahun 2027 dijadwalkan menggelar PON Remaja.
Diterangkan juga Rakernas KONI Tahun 2025 digelar pada tanggal 5-7 September 2025 di Jakarta. [k]