Beranda / Gaya Hidup / Olah Raga / Tersingkir dari Piala Dunia, Kutukan Juara Bertahan Kini Hampiri Jerman

Tersingkir dari Piala Dunia, Kutukan Juara Bertahan Kini Hampiri Jerman

Kamis, 28 Juni 2018 18:06 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Reuters

Dialeksis.com - Dari pemenang menjadi pecundang dalam waktu singkat. Menjadi juara Piala Dunia akhir-akhir ini adalah berkah sekaligus kutukan. Sebuah kebanggaan tak terkira mampu mencium dan mengangkat trofi emas paling bergengsi ini - menjadi raja sepakbola dunia.

Namun di satu sisi, ada tragedi yang siap menanti empat tahun berikutnya. Betapa tidak, dari lima tim juara bertahan di era milenium baru, empat tim di antaranya harus tersingkir dari fase grup di edisi Piala Dunia berikutnya.

Juara dunia 2014, Jerman, menjadi korban terbaru dari kutukan juara bertahan ini. Tampil sebagai favorit juara di Rusia 2018, Die Mannschaft secara mengenaskan harus tereliminasi dari Grup F yang "cuma" berisikan Meksiko, Swedia, dan Korea Selatan.

Sempat takluk 1-0 di laga pembuka melawan Meksiko, optimisme anak asuh Joachim Low sempat membumbung tinggi kala mengamankan kemenangan dramatis 2-1 atas Swedia. Akan tetapi, laga pamungkas kontra Korsel justru berakhir bencana seiring kekalahan 2-0 yang mereka derita, Rabu (28/6)

Thomas Muller dkk. pun harus finis di urutan bontot grup. Tim Panser mengikuti jejak memalukan Prancis, Italia, dan Spanyol sebagai juara bertahan yang angkat koper lebih cepat di Piala Dunia era milenium baru. Ini pertama kalinya Jerman mengakhiri Piala Dunia di fase awal turnamen sejak 1938.

Hanya Brasil sebagai satu-satunya penyintas dari kutukan juara bertahan di era milenium ketiga ini. Sebagai kampiun 2002, Selecao mampu selamat dari babak grup di 2006, namun langkah mereka terhenti di perempat-final.

Di era lampau, sebetulnya ada Brasil sebagai juara 1962 yang tak lolos dari fase grup pada 1966. Lalu ada Italia, pemegang titel 1938 yang tereliminasi dari fase grup 1950. Namun di tengah sorotan media dan kian tingginya animo publik, ketersingkiran Prancis, Italia, Spanyol, dan Jerman tentu terasa lebih menyakitkan.

Tuntutan untuk tampil sempurna dan mempertahankan gelar ternyata berubah menjadi beban berat yang merugikan tim. Cepat puas atau motivasi menurun menjadi faktor lainnya, sehingga eliminasi dini menjadi hal yang tidak mustahil untuk sang juara bertahan. (FourFourTwo)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda