Beranda / Opini / PELANGI PISPI

PELANGI PISPI

Minggu, 12 Desember 2021 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: istimewa


Hari Sabtu Tanggal 27 November 2021 merupakan salah satu tonggak sejarah bagi Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia Wilayah Aceh. Pada hari Sabtu malam tepatnya di Hremes Palace Hotel Banda Aceh Badan Pengurus Wilayah Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia yang di singkat BPW PISPI Aceh resmi dilantik oleh Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat PISPI Kamhar Lakumani, SP.

BPW PISPI Aceh periode 2020 – 2025 untuk pertama kali dipimpin oleh Azanuddin Kurnia, SP, MP selaku Ketua, Wakil Ketua I Anshari Muhammad, S.Pt, Wakil Ketua II Davied Jasa Putra SP, Habiburrahman, S.TP, M.Sc selaku Sekretaris dan Agus Husni sebagai Bendahara. Selain itu kepengurusan juga diisi oleh berbagai jabatan seperti para kepala bidang dan seksi – seksi.


PISPI sendiri merupakan organisasi baru di Aceh dan secara nasional juga baru berumur sekitar 11 tahun. PISPI didirikan di Jakarta pada Tanggal 23 Oktober 2010 oleh para deklarator diantaranya Prof. Arif Satria (Sekarang Rektor IPB/Ketua Umum ICMI Pusat), Dr. Teddi Dirhamsyah (Badan Litabng Kementan, Kamhar Lakumani, SP, Arief Guntoro, Ambo Jiwa dan masih banyak para deklarator lainnya. Mereka umumnya adalah para mantan aktivis pada masanya khususnya alumni dari Fakultas Pertanian dan ISMPI (Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia) serta organisasi lainnya.

Mengutip dari isi deklarasi pembentukan PISPI diantaranya menyatakan bahwa bagi Bangsa Indonesia, pertanian memegang peran kunci dalam pengembangan perekonomian Nasional. Peran tersebut diantaranya adalah sebagai penghasil pangan, penyedia lapangan kerja, penyedia bahan baku bagi industry, poenghasil devisa Bangsa, serta pasar potensial bagi pengembangan Industri domestik. Oleh karena itu, pertanian diharapkan dapat berperan sebagai salah satu pilar utama penopang peradaban Bangsa Indonesia.

Sejarah pertanian memegang peran strategis dalam mengoptimalkan kinerja pertanian, untuk meningkatkan harkat dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, maka sarjana pertanian diharapkan dapat berkontribusi penuh dalam proses pembangunan Bangsa, termasuk dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mengawal kebijakan pertanian yang berorientasi pada pengembangan ekonomi kerakyatan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan pertanian berkelanjutan serta menghormati kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

Provinsi Aceh sebagai salah satu provinsi yang memiliki sumberdaya pertanian yang melimpah perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin demi kesejateraan masyarakat dan bangsa. Banyak kisah heroik dari sektor pertanian yang mampu menopang bangsa ini dari goncangan seperti pada krisis ekonomi tahun 1996 – 1998 dan wabah pandemi Covid 19 tahun 2020 sampai sekarang. Sektor Pertanian menunjukkan sebagai salah satu sektor yang tangguh menghadapi goncangan tersebut dengan tetap memberikan pertumbuhan yang positif. Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat vital bagi masayarakat dan bangsa ini termasuk di Aceh.

Hadirnya PISPI di Aceh diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi proses pembangunan pertanian khususnya dan kemasyarakatan pada umumnya. Saya meyakini dengan berbagai latar belakang yang telah memasuki dunia kerja pada berbagai sektor, In Syaa Allah PISPI Aceh akan mampu memberikan warna pada proses pembangunan di Aceh.

Tidak hanya mereka yang duduk di pemerintahan khususnya pada sektor pertanian dalam arti luas, termasuk juga di legislatif, perguruan tinggi, Lembaga penelitian, dunia usaha, dunia jurnalis, wiraswasta, bahkan yang konsen dengan tetap menjadi petani dalam mengarungi kehidupan.

Kepengurusan PISPI Aceh periode 2020 – 2025 yang terdiri dari berbagai latar belakang tersebut, telah memberikan warna tersendiri sehingga saya sering menyebutnya menjadi “Pelangi PISPI”. Kenapa saya menyebutnya Pelangi PISPI ? karena potensi yang ada pada PISPI tersebut sangat beragam dan bisa menjadi salah satu modal dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan sektor pertanian.

Sebagai Ketua pada periode pertama, tentu tidak mudah bagi saya menakhodai kapal PISPI ini. Tapi In Syaa Allah kami yakin, dengan kebersamaan Pelangi PISPI akan memberi warna tersendiri dengan keindahannya. Salah satu bukti yang sudah kami lakukan adalah dengan menjadikan Sekretariat PISPI menjadi “Rumoh Kreativitas PISPI”.

Rumoh Kreativitas PISPI kami jadikan tempat berkumpul untuk melaksanakan berbagai ide, mulai dari melaksanakan berbagai pelatihan, pertemuan diskusi, bahkan menyediakan tempat untuk sidang sarjana. Juga untuk diskusi bagi adek-adek mahasiswa yang kesemuanya itu sudah hampir setahun kami sediakan tempat secara gratis dari PISPI Aceh.

Tentu tidak hanya itu, In Syaa Allah pada saat Rapat Kerja nantinya kami akan memperluas program kerja untuk satu periode kedepan. Kami berharap, PISPI bisa menjadi mitra strategis bagi Pemerintah khususnya instansi terkait, bisa menjadi patner bagi dunia usaha dan menjadi sahabat bagi petani.

Kami tidak akan muluk – muluk tapi akan berusaha untuk terus berbuat dengan kemampuan yang ada. Mencoba mengkolaborasikan berbagai sumberdaya yang ada baik di internal maupun potensi eksternal. Kita tidak bisa jadi “Superman” tapi kita bisa menuju Superman dengan selalu bekerja sama dan saling melengkapi satu sama lain.

Akhirnya kami mengucapkan selamat datang PISPI Aceh di bumi Serambi Mekkah, teruslah berkarya dan berkreativitas demi kemakmuran petani khususnya dan masyarakat serta bangsa ini pada umumnya. Mari kita perindah Pelangi PISPI dengan berbagai program dan kegiatan….., Wallahualam…

Penulis:  Azanuddin Kurnia, SP, MP (Ketua BPW PISPI Aceh)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda