Sabtu, 05 Juli 2025
Beranda / Parlemen Kita / Pohon Jeju Viral di Pantai Ulee Lheu Ditebang, Ketua DPRK Minta DLHK3 Bertindak

Pohon Jeju Viral di Pantai Ulee Lheu Ditebang, Ketua DPRK Minta DLHK3 Bertindak

Jum`at, 04 Juli 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST menanggapi pohon soga (peltophorum pterocarpum) yang tengah bermekaran di kawasan Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh tiba-tiba ditebang oleh orang tak dikenal. [Foto: net]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Viral di media sosial, satu pohon soga (peltophorum pterocarpum) yang tengah bermekaran di kawasan Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, menjadi sorotan publik setelah tiba-tiba ditebang oleh orang tak dikenal.

Pohon yang dalam bahasa Aceh disebut Bak Hasan Teunget ini memikat banyak orang karena bunganya yang berwarna kuning cerah, dianggap mirip dengan cherry blossom di Korea Selatan, hingga dijuluki netizen sebagai “pohon jeju.”

Sejak mekar beberapa waktu terakhir, pohon ini mendadak menjadi spot wisata musiman. Ribuan warga berbondong-bondong datang ke Ulee Lheue demi berfoto dengan latar bunga kuning estetik yang sempat viral di TikTok dan Instagram. Kehadirannya bahkan menambah semarak suasana pantai dan menjadi daya tarik tersendiri.

Namun kegembiraan itu mendadak berubah menjadi kekecewaan. Dalam beberapa hari terakhir, beredar kabar bahwa pohon tersebut telah ditebang oleh orang tak bertanggung jawab. Tindakan ini sontak memancing kemarahan publik yang sudah terlanjur jatuh hati dengan keindahan pohon “jeju” tersebut.

Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST, ikut angkat bicara lewat unggahan di akun Instagram pribadinya @irwansyah_st2. Ia menyampaikan kecaman keras atas penebangan pohon yang semestinya menjadi kebanggaan masyarakat kota.

“Saya yakin yang tebang bukan orang Banda Aceh, dan bukan orang Aceh. Bukan juga orang yang sehat jiwanya. Kok ada yang terpikir menebang pohon ini,” tulis Irwansyah dalam postingannya yang dilansir media dialeksis.com, Jumat (4/7/2025).

Menurut Irwansyah, keberadaan pohon Bak Hasan Teunget tersebut justru sangat bermanfaat. Selain menambah keindahan kota, pohon ini memiliki fungsi ekologis penting untuk menjaga garis pantai dari ancaman abrasi, menjadi habitat burung, serta ruang berteduh alami bagi warga.

“Harusnya pohon jeju ini bahkan kita perbanyak, karena dia bisa berperan menjaga garis pantai, akarnya menahan abrasi tanah, batangnya bisa jadi habitat burung, daunnya bisa jadi tempat berlindung dan untuk kenyamanan,” jelasnya.

Irwansyah menilai, tindakan menebang pohon tersebut bukan hanya merusak estetika, tetapi juga merusak akal sehat dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

“Si penebang bukan hanya sudah menebang pohon, tapi dia sudah menyayat hati warga kota yang cinta dengan alam, dia juga sudah menebas akal sehat kita tentang pentingnya ruang hijau di kota,” tegasnya.

Untuk itu, Irwansyah meminta Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan Kota Banda Aceh (DLHK3) segera menyelidiki insiden ini secara serius.

Ia menegaskan peristiwa tersebut bukan sekadar kehilangan spot foto estetik, tetapi persoalan lebih besar tentang rusaknya kesadaran menjaga lingkungan hidup.

“Ini bukan kejadian sederhana, bukan sekadar tentang hilangnya spot foto indah di alam Banda Aceh. Lebih dari itu, ini tentang rusaknya kesadaran menjaga alam dan lingkungan,” tulisnya.

Irwansyah pun mengusulkan agar pemerintah kota segera menanam kembali lebih banyak pohon sejenis di kawasan Ulee Lheue, bahkan menargetkan gerakan tanam besar-besaran sebagai bentuk protes atas aksi penebangan ini.

“Tolong diperbanyak lagi pohon ini ditanam di pinggir pantai Ulee Lheue. Ditebang satu, kita tanam seribu,” pungkas Irwansyah.[nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI