DIALEKSIS.COM | Aceh - Menjelang Idul Adha 1446 H/2025 M, perhatian terhadap kesehatan hewan kurban kembali menjadi sorotan. Kementerian Pertanian (Kementan) mengingatkan bahwa ibadah kurban bukan hanya tentang pengorbanan dan spiritualitas, tetapi juga menyangkut kesehatan masyarakat secara luas.
“Kebutuhan hewan kurban yang meningkat tajam turut memicu mobilisasi ternak antarwilayah yang sangat tinggi. Jika tidak diantisipasi secara serius, hal ini bisa membuka celah masuknya berbagai penyakit seperti PMK, LSD, hingga Anthrax,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda dalam keterangan resmi yang diterima pada Rabu (7/5/2025).
Melalui surat edaran tertanggal 24 April 2025, Agung meminta seluruh jajaran dinas peternakan provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan pengawasan terhadap peredaran hewan kurban. Salah satu upaya pencegahan yang diwajibkan adalah vaksinasi PMK pada hewan ternak dalam radius tiga kilometer dari titik penjualan, yang harus dilakukan setidaknya enam bulan sebelum penyembelihan.
Selain pencegahan penyakit, aspek kebersihan dan kesejahteraan hewan juga tak luput dari perhatian. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Nuryani Zainuddin, menegaskan pentingnya proses pemotongan yang sesuai standar.
“Setiap tahapan pemotongan, mulai dari pemeriksaan sebelum hingga sesudah penyembelihan, harus dilaksanakan dengan cara yang baik dan benar,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya memilih hewan yang sehat, cukup umur, dan bebas dari gejala penyakit.
Tahun ini, kebutuhan nasional akan hewan kurban diperkirakan mencapai lebih dari dua juta ekor, namun Kementan memastikan ketersediaan cukup, dengan surplus sekitar 1,14 juta ekor. Mekanisme distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit pun telah disiapkan.
Pemerintah juga mengingatkan agar hewan kurban yang tidak terjual tidak dikembalikan ke daerah asal, melainkan harus dipotong di tempat atau dijual secara lokal, untuk mencegah potensi penyebaran penyakit antarwilayah.
Melalui sistem pelaporan iSIKHNAS dan kampanye edukatif, Kementan berharap masyarakat ikut berperan aktif. “Dengan sinergi semua pihak, kita ingin Idul Adha tahun ini tidak hanya khidmat secara spiritual, tapi juga aman secara kesehatan,” pungkas Agung.[in]