DIALEKSIS.COM | Aceh - Pemerintah terus memacu percepatan pemulihan infrastruktur jalan dan jembatan di Provinsi Aceh pascabencana. Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan mayoritas ruas jalan nasional yang rusak dapat kembali tersambung sepenuhnya pada akhir Desember 2025.
Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PU, Rakhman Taufik, menyebutkan progres penanganan hingga saat ini menunjukkan hasil positif. Berdasarkan data terakhir, terdapat 81 ruas jalan yang terdampak, dengan 72 ruas di antaranya atau sekitar delapan puluh delapan persen telah kembali fungsional.
Meski jalur Lintas Timur Sumatera di Aceh sudah dapat dilalui melalui jembatan di jalan kabupaten Awe Geutah, pemerintah masih memusatkan perhatian pada sejumlah titik krusial di wilayah tengah Aceh, termasuk ruas Bireuen - Takengon.
“Walaupun jalur tersebut sudah bisa dilalui, beberapa jembatan masih dalam proses penanganan intensif,” ujar Rakhman dalam konferensi pers di Banda Aceh, Rabu, 24 Desember 2025.
Sejalan dengan itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh, Ir Mawardi ST, menyatakan pemerintah provinsi terus berkoordinasi dengan Kementerian PU untuk memastikan percepatan penanganan berjalan sesuai target, terutama pada ruas-ruas vital yang menjadi urat nadi distribusi logistik dan mobilitas masyarakat.
Menurut Mawardi, kondisi geografis Aceh yang didominasi kawasan perbukitan dan sungai membuat penanganan jembatan memerlukan pendekatan teknis yang lebih hati-hati. Namun demikian, ia memastikan seluruh sumber daya daerah dikerahkan untuk mendukung percepatan di lapangan.
“Kami di daerah terus melakukan pendampingan dan koordinasi teknis agar pekerjaan berjalan optimal. Fokus kami adalah memastikan akses masyarakat tidak terputus terlalu lama, terutama di wilayah tengah dan pedalaman Aceh,” kata Mawardi kepada Dialeksis, 24 Desember 2025.
Rakhman menambahkan, pihaknya telah menetapkan tenggat waktu pengerjaan untuk menjaga konektivitas antarwilayah tetap terjaga. Sejumlah ruas jalan nasional ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025, di antaranya Genting Gerbang - Celala - batas Aceh Tengah Nagan Raya, Pameue - Genting Gerbang, Uwaq - batas Aceh Tengah Gayo Lues, serta ruas batas Bireuen Bener Meriah menuju Aceh Tengah. Sementara itu, beberapa ruas lainnya ditargetkan selesai pada Januari 2026.
Meski mayoritas proyek dikejar selesai sebelum pergantian tahun, Rakhman mengakui masih terdapat tantangan berat di lapangan, khususnya pada ruas Genting Gerbang menuju Simpang Uning yang memiliki dua jembatan dengan tingkat kerusakan cukup parah.
“Rata-rata insya Allah kita selesaikan pada akhir Desember 2025. Namun, untuk ruas Genting Gerbang - Simpang Uning dan Simpang Uning - Uwaq, kami upayakan rampung pada 20 Januari 2026 karena kondisi di lapangan cukup berat,” ujarnya.
Mawardi menegaskan Pemerintah Aceh mendukung penuh target tersebut dan berharap percepatan pemulihan infrastruktur dapat segera menggerakkan kembali roda ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh, Ir Mawardi ST, menambahkan bahwa percepatan pemulihan infrastruktur juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah menjaga keselamatan pengguna jalan.
Ia menyebut penguatan struktur jembatan dan badan jalan dilakukan dengan mempertimbangkan ketahanan terhadap cuaca ekstrem agar kerusakan serupa tidak kembali terulang.
“Begitu akses jalan dan jembatan pulih, aktivitas ekonomi, distribusi barang, serta pelayanan sosial akan kembali berjalan normal. Ini menjadi prioritas bersama,” ungkapnya.
“Percepatan pemulihan infrastruktur juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah menjaga keselamatan pengguna jalan. Penguatan struktur jembatan dan badan jalan dilakukan dengan mempertimbangkan ketahanan terhadap cuaca ekstrem agar kerusakan serupa tidak kembali terulang,” tutup Mawardi.
Dengan percepatan ini, pemerintah berharap mobilitas logistik dan aktivitas ekonomi masyarakat Aceh dapat kembali pulih secara menyeluruh pada awal tahun 2026.