DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke - 820 Kota Banda Aceh sekaligus menandai 100 hari kepemimpinan Wali Kota Illiza Sa'aduddin Djamal dan Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah, Rektor Universitas Teuku Umar (UTU), Prof. Dr. Drs. Ishak Hasan, M.Si., menyampaikan apresiasi atas sejumlah capaian pembangunan yang dinilainya cukup signifikan. Ia juga memberikan sejumlah rekomendasi strategis guna memperkuat estetika serta keberlanjutan pembangunan kota.
Saat dihubungi Dialeksis pada Sabtu (24/5/2025), Prof. Ishak menyampaikan bahwa komitmen Pemerintah Kota Banda Aceh dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat patut diapresiasi.
"Kalau kita perhatikan langsung di lapangan, perubahan positif sangat terasa. Kota Banda Aceh kini tampak lebih bersih, hijau, dan dihiasi bunga-bunga yang mempertegas identitasnya sebagai Kota Pusaka yang berwawasan lingkungan," ujar Prof. Ishak dengan nada optimis.
Ia merinci setidaknya lima capaian utama yang menjadi perhatian, antara lain: penataan kota yang semakin rapi melalui penanaman pohon dan bunga yang menciptakan suasana asri, serta revitalisasi kawasan bersejarah dan pohon-pohon tua yang memperkuat karakter heritage kota.
Selain itu, Prof. Ishak turut mengapresiasi peningkatan kualitas pusat perbelanjaan tradisional yang kini lebih higienis dan tertata, mendukung kenyamanan aktivitas masyarakat sehari-hari.
“Implementasi nilai-nilai Islam dalam kebijakan publik juga terlihat semakin konsisten. Ini sangat sesuai dengan identitas dan karakteristik Aceh,” jelasnya.
Ia juga mencatat adanya peningkatan pada fasilitas umum dan ruang terbuka hijau yang dinilai memberikan nilai tambah bagi kenyamanan warga.
Namun demikian, di tengah capaian positif ini, Rektor UTU tersebut menegaskan perlunya langkah progresif agar Banda Aceh dapat berkembang menjadi destinasi unggulan, baik secara nasional maupun internasional.
“Penataan kabel listrik dan telekomunikasi yang masih semrawut harus segera menjadi prioritas. Kondisi ini tidak hanya mengganggu estetika kota, tapi juga berisiko terhadap keselamatan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya penguatan sektor wisata halal melalui pelibatan koperasi dan UMKM, terutama dalam pengembangan kuliner halal dan destinasi wisata religi.
“Selain Masjid Raya Baiturrahman, perlu ada landmark ikonik baru yang lahir dari kolaborasi antara pemerintah kota dan provinsi,” tambahnya.
Di sisi tata kelola, Prof. Ishak mendorong terciptanya sinergi antara eksekutif, legislatif, dan kalangan akademisi.
“Inovasi berkelanjutan hanya bisa dicapai bila semua pihak kompak dan saling mendukung, terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan, indeks harapan hidup, serta penyediaan lapangan kerja,” paparnya.
Tak kalah penting, ia menekankan perlunya penataan transportasi, penyediaan ruang publik yang berkualitas, serta upaya serius dalam memberantas praktik premanisme dan kriminalitas.
“Dengan infrastruktur modern dan sistem keamanan yang mumpuni, Banda Aceh akan semakin siap menjadi kota yang maju, nyaman, dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Mengakhiri pernyataannya, Guru Besar UTU ini menyampaikan harapan agar momentum peringatan HUT ke - 820 Kota Banda Aceh dan 100 hari kepemimpinan Illiza“Afdhal menjadi titik tolak untuk mempercepat akselerasi pembangunan.
Ia juga berharap, ide-ide yang ia sampaikan dapat menjadi masukan konstruktif bagi para pemangku kebijakan serta menjadi pengingat bagi publik tentang pentingnya keterlibatan bersama dalam membangun kota tercinta ini.
“Banda Aceh memiliki potensi besar sebagai kota wisata, kota pendidikan, sekaligus pusat ekonomi yang berbasis pada Syariat Islam. Dengan kolaborasi dan partisipasi seluruh elemen masyarakat, saya yakin kita bisa mewujudkannya,” tutup Prof. Ishak penuh semangat.