DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kawasan Transmigrasi Selaut yang berada di Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh Masuk dalam 52 Kawasan transmigrasi prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 91 Tahun 2016.
Dilansir media dialeksis.com, Jumat (25/7/2025), dari website transmigrasi.go.id. Kawasan Selaut menjadi satu-satunya kawasan di Aceh yang menjadi fokus utama Kementerian Transmigrasi dalam upaya mendorong percepatan transmigrasi di seluruh Indonesia.
Kawasan Selaut menjadi satu dari sembilan kawasan transmigrasi prioritas di Regional Sumatera. Selain Selaut, Simeulue, (Aceh) ada wilayah lain yaitu Batu Betumpang, Bangka Selatan (Bangka Belitung), Lunang Silaut, Pesisir Selatan (Sumbar), Muara Takung Kamang Baru, Sijunjung (Sumbar), Parit Rambutan, Ogan Ilir - (Sumsel), Telang, Banyuasin (Sumsel), Kikim, Lahat (Sumsel), Petata, PALI (Sumsel), Lagita, Bengkulu Utara (Bengkulu).
Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan program transmigrasi kini tidak lagi sekadar memindahkan penduduk, tetapi diarahkan untuk membangun pusat-pusat ekonomi baru yang terintegrasi.
Menteri Iftitah menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi.
“Kami bekerja erat dengan Kementerian PUPR dan Kemenko IPK untuk memastikan pembangunan infrastruktur seperti jalan, sekolah, irigasi, dan fasilitas publik di kawasan transmigrasi berjalan terintegrasi,” katanya.
Ia juga memaparkan arah baru kebijakan transmigrasi yang mengedepankan skema korporasi rakyat berbasis lahan.
“Kami ingin rakyat menjadi pelaku utama, tidak sekadar pemilik lahan tidur. Mereka akan diberi pendampingan, alat, dan akses pasar,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menyambut baik masuknya Selaut sebagai kawasan prioritas nasional transmigrasi. Dalam pertemuannya dengan Menko Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Menteri Transmigrasi, Gubernur Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf menegaskan kesiapan Aceh untuk mendukung transformasi transmigrasi sebagai motor penggerak ekonomi di wilayah terluar.
“Di Aceh, kita punya 19.370 hektare lahan transmigrasi. Tapi baru 5.783 hektare yang termanfaatkan. Ini tantangan sekaligus peluang besar. Selaut bisa jadi model percontohan nasional,” kata Muzakir.
Menurutnya, pembangunan kawasan transmigrasi harus diiringi dengan peningkatan konektivitas wilayah. Salah satunya, pemerintah Aceh mengusulkan pembangunan kapal ferry baru yang menghubungkan pulau-pulau di sekitar Simeulue dan daratan utama Aceh.
“Konektivitas menentukan ekonomi lokal. Tanpa itu, Selaut akan tetap terisolasi,” tegas Gubernur.
Selain itu, permasalahan irigasi dan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan juga menjadi fokus.
“Dari total 2.112 km jalan nasional di Aceh, 96 persen dalam kondisi baik. Tapi jalan provinsi dan kabupaten perlu percepatan perbaikan. Kita juga butuh 50 jembatan baru dan penuntasan jalan tol Trans Sumatera sampai Aceh,” pungkasnya. [nh]