Bendera putih di daerah Sabang. Foto: for DialeksisDIALEKSIS.COM | Jakarta - Sejumlah warga di beberapa wilayah Aceh mengibarkan bendera putih sebagai bentuk protes dan permintaan bantuan akibat banjir yang belum tertangani secara optimal. Aksi tersebut viral di media sosial dan memicu perhatian publik.
Bendera putih terlihat dipasang di depan rumah, di tepi jalan, hingga di jembatan pada daerah terdampak banjir seperti Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan wilayah lainnya. Warga menyebut pengibaran bendera putih sebagai simbol keputusasaan karena banjir yang berlangsung berhari-hari telah mengganggu aktivitas dan perekonomian mereka.
“Kami sudah kehabisan cara. Banjir belum surut, bantuan terbatas,” ujar seorang warga terdampak banjir yang dikutip dari rekaman video yang beredar di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan belum memperoleh laporan lengkap terkait aksi pengibaran bendera putih tersebut. Ia menyatakan akan mengecek informasi di lapangan sebelum mengambil sikap lebih lanjut.
“Saya belum tahu detailnya. Saya cek dulu,” kata Tito kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Sejumlah warga berharap pemerintah pusat segera meningkatkan status penanganan bencana agar distribusi bantuan, logistik, dan dukungan infrastruktur dapat dilakukan secara lebih cepat dan terkoordinasi. Hingga kini, banjir masih merendam permukiman warga dan memaksa sebagian masyarakat bertahan di pengungsian dengan keterbatasan kebutuhan dasar.
Sebelumnya
