Sabtu, 03 Mei 2025
Beranda / Politik dan Hukum / Dek Cut, Matahari di Muswil ke 6 PAN Aceh

Dek Cut, Matahari di Muswil ke 6 PAN Aceh

Jum`at, 02 Mei 2025 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : ARN
Politisi muda PAN Aceh Razami Dek Cut. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Di Aceh ada dua partai nasional yang masuk musim pemilihan ketua baru. Ada Golkar dan PAN. 

Bedanya, Golkar sebagai partai beringin akan menggelar Musda di akhir Juni 2025. Sedangkan Muswil ke 6 partai berlambang matahari digelar besok Sabtu, 3 Mei 2025. 

Sampai saat ini, setidaknya sudah tampak 11 “sinar” alias calon formatur atau ketua DPW PAN Aceh periode 2025 - 2030 yang muncul atau mendaftar. 

Dari 11 nama, lima nama disebut-sebut memiliki peluang. Ada anggota DPRA Irpannusir dan Fuadri. Ada Teuku Hafid mantan anggota DPRK Aceh Besar. Dan, tentu saja Ketua PAN Aceh saat ini yang juga mantan Bupati Aceh Besar yaitu Mawardi Ali. 

Razami Dek Cut 

Tapi, ada satu nama yang tidak hanya mencuri perhatian dan dukungan peserta Muswil ke 6 PAN tapi juga memantik dukungan dan harapan dari publik yaitu Razami Dek Cut

Pengusaha muda ini dinilai berpeluang besar bukan karena sebagai abang kandung dari Anggota DPR RI, Nazaruddin Dek Gam. Itu hanya faktor pendukung tambahan. 

Dek Cut dinilai sosok yang memiliki visi dan misi kepemimpinan yang dinilai dapat mengembalikan kembangkitan PAN di Aceh. Karakternya yang energik dan gaul dinilai dapat menjadikan PAN sebagai partai yang menarik minat berbagai kalangan untuk menjadi kader dan simpatisan PAN. 

Jika ditambah dengan faktor garis keluarga dengan Dek Gam yang saat ini memiliki kedudukan dan pengaruh di Pusat maka jika Dek Cut yang memimpin dipastikan PAN Aceh akan memiliki kegiatan yang lebih dari cukup untuk berbenah, dan bergerak di masyarakat. 

“Rumah Politik” PAN

Kantor DPW PAN Aceh yang selama ini terkesan hanya jadi rumah singgah bagi kader senior, jika dipimpin Dek Cut terbuka menjadi “rumah politik” bagi semua kalangan karena sudah pasti direstorasi tampilan, struktur, pengurus dan aktivitasnya. 

Harus disadari bahwa selama ini banyak partai politik yang hanya menghidupkan kantornya di musim pemilu tiba. Harusnya kantor atau sektetariat menjadi pusat kegiatan politik partai disamping pusat kegiatan partai politik. Dengan kata lain, sangat penting menjadikan PAN Aceh sebagai partai yang inklusif. 

Saat ini, PAN memiliki satu kursi dari Aceh. Sedangkan di DPRA PAN memiliki 5 kursi. Perolehan 5 kursi menunjukkan daya pikat PAN mulai menurun. Kembali ke jumlah kursi tahun 2009. Padahal, pada 2014 sukses memperoleh 7 kursi. Artinya, PAN kalah bersinar dari NasDem, PKB dan Demokrat yang relatif lebih muda usianya. 

Gambaran sinar matahari PAN yang agak redup itu mau tidak mau mesti diterangkan dengan sosok ketua yang memiliki energi yang lebih dari sekedar cukup, dan itu adalah Razami Dek Cut, demikianlah bacaan dan harapan dari internal PAN dan publik luas. [arn]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
diskes